ADVERTISEMENT

Ilhan Omar Anggota Kongres AS Kelahiran Somalia

Minggu, 17 Februari 2019 07:30 WIB

Share
Ilhan Omar Anggota Kongres AS Kelahiran Somalia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AMERIKA- "Saya berdiri disini di depan Anda malam ini, sebagai anggota terpilih Kongres Anda, dengan banyak hal pertama lainnya di belakang nama saya," Pendukungnya menyambut pidato kemenangan Ilhan Omar yang emosional dengan gemuruh aplaus ketika anggota Partai Demokrat ini memenangkan distrik konggres ke-lima Minnesota pada bulan November 2018. Ibu tiga anak berumur 37 tahun adalah warga Amerika keturunan Somalia yang pertama, orang Amerika kelahiran Afrika pertama dan salah satu dari dua Muslim perempuan Amerika pertama yang menjadi anggota Kongres AS. Omar mengundang kekaguman dan kritik karena menjadi salah satu dari generasi baru politikus muda yang mengguncang status quo di Washington DC. Dia baru saja berdebat dengan utusan AS untuk Venezuela, lewat rekaman yang sejak saat itu menjadi viral. Tetapi sementara dia memenangkan dukungan karena pendekatannya terhadap Capitol Hill, dia juga menghadapi tuduhan anti-Yahudi, dan bahkan tuduhan pelanggaran keuangan kampanye di Minnesota. Siapakah Ilhan Omar? Omar dilahirkan sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara di ibu kota Somalia, Mogadishu pada tahun 1981. Ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Dibesarkan ayah dan kakeknya, keluarga tersebut melarikan diri dari negara itu saat terjadi Perang Saudara Somalia dan tinggal di kamp pengungsi Kenya selama empat tahun sebelum pindah ke AS di tahun 1995. Pada mulanya Omar bekerja di dunia pendidikan, dia memulai karir politiknya dengan menjalankan kampanye dewan kota dan bekerja sebagai pembantu senior masalah kebijakan bagi politikus Minnesota. Pada tahun 2016, dia memenangkan pemilihan badan legislatif di negara bagian Minnesota - menumbangkan seseorang yang sudah menjadi wakil rakyat selama 44 tahun. Omar mengatakan kepada BBC lewat wawancara tahun 2017 bahwa generasi muda yang "mempercayai platform saya, ide saya dan kebaikan yang saya junjung" mendorongnya untuk mencalonkan diri. "Banyak generasi lebih tua dan terutama perempuan di masyarakat yang memandang akan lebih baik ... jika saya ada di belakang," katanya. Bagaimana pandangan pendukungnya? "Seorang perempuan pengungsi datang kesini dan meraih mimpi Amerika," kata seorang pengungsi Somalia, Awmam Mahdi mengatakan kepada BBC. "Saya pikir ini sangat positif bagi semua imigran," kata penduduk Ohio tersebut yang menyebut Omar sebagai "panutan"-nya. Omar mendukung kebijakan seperti perluasan jaminan kesehatan, peningkatan pemeriksaan latar belakang pembelian senjata dan penghapusan badan Immigrations and Customs Enforcement (ICE). Pada pidato kemenangannya dia mengecam keras pandangan keimigrasian pemerintah Trump dengan mengatakan: "Di sini di Minnesota, kami bukan hanya menerima imigran - kami menugaskan mereka ke Washington". Presiden Trump sebelumnya mengatakan imigran Somalia "menyebarkan pandangan ekstremis mereka" di Minnesota dan bergabung dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS). Betapapun, Omar dipuji karena memperjuangkan perubahan larangan yang telah berumur 181 tahun terkait dengan pemakaian penutup kepala di House of Representatives atau DPR, sehingga memungkinkannya mengenakan hijab saat diambil sumpah dan menjadi anggota House Foreign Affairs Committee atau Komite Masalah Luar Negeri DPR. Politikus dan analis mengelompokkannya ke dalam sejumlah politikus muda Demokrat yang menumbangkan status quo di Capitol Hill. Alexandria Ocasio-Cortez, 29 tahun dan Rashida Tlaib, perempuan Amerika Palestina - salah satu perempuan Muslim pertama di Kongres, bersama-sama dengan Omar - terpilih pada bulan November 2018. Ocasio-Cortez mengirimkan dukungan bagi Omar lewat tweet setelah perdebatan dengan utusan khusus AS bagi Venezuela, Elliott Abrams, menjadi viral. Pada sidang House Foreign Affairs Committee, Omar mengungkapkan peran Abrams pada skandal Iran-Contra, dimana AS secara diam-diam menjual senjata ke Iran dan menyalurkan hasilnya ke kelompok anti-Komunis Nikaragua. Dia juga mempertanyakan komentar Abrams terkait kebijakan AS di El Salvador, termasuk ketika dia seperti mengecilkan pembantaian di kota El Mozote pada tahun 1981. "Melihatnya mempertanyakan utusan Trump ... mirip menonton penegakan keadilan," tulis Ocasio-Cortez. Abrams memandang perdebatan tersebut "konyol" dan mengatakan dirinya tidak akan menjawab sebuah "serangan pribadi". "Saya tidak berpikir keseluruhan rangkaian pertanyaan ini sebagai pertanyaan nyata, jadi saya tidak akan menjawabnya," kata Abrams selama sidang.(BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT