ADVERTISEMENT

Pemilu Afganistan: Sejumlah Orang tewas Akibat Bom

Senin, 22 Oktober 2018 05:32 WIB

Share
Pemilu Afganistan: Sejumlah Orang tewas Akibat Bom

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AFGHANISTAN- Pemegang hak suara di Afganistan menghadapi sejumlah serangan mematikan ketika mengikuti pemilu parlemen yang telah dinantikan masyarakat negara itu selama bertahun-tahun. Beberapa ledakan terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS), di berbagai kota di Afganistan. Akibatnya, puluhan orang tewas dan mengalami luka-luka. Periode pemungutan suara pun diperpanjang karena penundaan yang berkaitan dengan serangan tersebut. Beberapa TPS tetap buka hingga Minggu (21/10). Sementara itu, sistem verifikasi biometeri yang digunakan dalam pemilu ini memicu permasalahan teknis. Kekerasan sebelum ini juga menganggu kampanye pemilu. Setidaknya 10 kandidat anggota parlemen terbunuh hingga periode pemungutan suara. Taliban dan ISIS menyatakan tak akan membiarkan pemilu parlemen di Afganistan itu berlangsung mulus. Lebih dari 2.500 calon anggota dewan, termasuk perempuan, memperbutkan 250 kursi di parlemen. Pemilu digelar setelah penundaan hampir selama tiga tahun. Seperti apa kekerasan yang terjadi? Setidaknya 15 orang tewas akibat bom bunuh diri di Kabul. Sekitar tiga orang dilaporkan tewas dan 30 orang lainnya terluka dalam insiden serangan di Kabul, menurut laporan AFP. Merujuk kantor berita AP, dua polisi terluka saat hendak meredakan ledakan di dekat TPS di kawasan barat laut Kabul. Tiga orang tewas dan 50 korban lainnya luka-luka di kota Kunduz, sementara dua orang lainnya tewas akibat ledakan di Nangarhar, demikian dilansir AFP. Personel kepolisian turut menjadi sasaran serangan di Provinsi Ghor. Setidaknya empat polisi tewas akibat ledakan, walau terdapat catatan lain yang menyebut jumlah korban tewas mencapai 11 orang. Kementerian Pertahanan mengerahkan 70 ribu personel untuk memastikan pemilu berlangsung aman. Namun hampir satu per tiga TPS tutup karena alasan keamanan. Persoalan yang ada bukan hanya keamanan. Pemilu sebelum ini juga diwarnai korupsi dan suap. Terdapat penambahan jumlah suara, dua suara untuk satu pemilih, hingga intimidasi terhadap pemegang suara. Mengapa pemilu ditunda? Proses pemilihan di Provinsi Kandahar ditunda satu pekan setelah pembunuhan pejabat tinggi kepolisian, Jenderal Abdul Raziq, yang diduga dilakukan Taliban, Kamis lalu. Penundaan pemilu juga terjadi di Provinsi Ghanzi. Sabtu kemarin, persoalan teknis dan kelembagaan membuat pemungutan suara berhenti di beberapa TPS. Terdapat permasalahan dalam peralatan registrasi pemegang hak suara yang berbasis teknologi biometri. Di Provinsi Uruzgan, 15 orang dilaporkan ditangkap saat berusaha merusak peralatan biometri yang menyebabkan penundaan tersebut. Merujuk AFP, Komisi Pemilu Independen menyebut sebagian besar TPS buka hingga malam karena guru-guru yang dipekerjakan untuk supervisi proses pemungutan suara datang terlambat. Meski begitu, komisi itu menganggap tingkat kehadiran pemilih cukup memuaskan. Terlihat antrean panjang di sejumlah TPS. Salah seorang pemilih, Musfata, berkata kepada AFP, "Antrean semakin panjang." "Mereka harus mencatat suara kami secepat mungkin. Kami takut bom, ledakan mungkin akan menghantam kami," ujar Mustafa. Hasil pemilu diperkirakan tidak akan muncul cepat. Perhitungan awal dijadwalkan selesai setidaknya 20 hari usai pemungutan suara atau tanggal 10 November mendatang.(BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT