ADVERTISEMENT

Ingin ke Amerika, Ratusan Imigran Paksa Masuk Wilayah Meksiko

Minggu, 21 Oktober 2018 10:09 WIB

Share
Ingin ke Amerika, Ratusan Imigran Paksa Masuk Wilayah Meksiko

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MEKSIKO – Ribuan imigran yang melintasi Amerika Tengah untuk mencapai Amerika Serikat,  kini berusaha menerobos jalur perbatasan di Selatan Meksiko agar dapat masuk ke negara tersebut. Sejumlah imigran menerobos pagar pembatas di Guatemala. Namun mereka kemudian dihadang dan bertikai dengan polisi Meksiko di lahan kosong yang tak masuk wilayah administratif negara manapun. Presiden AS, Donald Trump, berterima kasih kepada Meksiko karena telah mencegah para imigran itu masuk ke negara Paman Sam. Kelompok imigran yang sebagian besar berasal dari Honduras itu mengkalim melarikan diri dari beragam korban kekerasan dan kemiskinan. Perempuan, manula, dan anak-anak turut ikut dalam perjalanan lintas batas tersebut. Trump berkata, tentara akan dilibatkan dalam persoalan imigran ini. Ia sebelumnya berencana menutup penuh pintu perbatasan AS. "Mereka sebaiknya kembali. Mereka tidak akan masuk ke negara ini," kata Trump kepada pers, Jumat (19/10) seperti dilansir BBC. Setelah perbincangan terkait keamanan perbatasan di Meksiko, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menganggap situasi telah mencapai tahap krisis. Terobos Pagar Ratusan imigran dari negara di Amerika Tengah menerobos pagar di jembatan yang melintasi sungai di perbatasan Guatemala dan Meksiko. Puluhan polisi Meksiko berpakaian siap tempur dilaporkan menembakkan gas air mata agar para imigran mundur ke kawasan netral di luar kekuasaan negara. Para personel polisi itu disebut sempat dilempari batu oleh rombongan imigran. Bahkan sejumlah imigran terlihat melompat ke Sungai Suchiate untuk menggapai rakit, sementara yang lain kembali ke arah Guatemala, meski ada pula yang memilih bertahan dan duduk di atas jembatan. Otoritats Meksiko mengumumkan kepada para imigran, bahwa pemerintah menghendaki proses imigrasi yang teratur. Mereka berkata, hanya imigran yang memiliki dokumen lengkap yang akan diizinkan melintas masuk ke Meksiko. Sebelumnya, Trump mengancam memotong dana bantuan untuk sejumlah negara yang membiarkan para imigran itu melintasi perbatasan menuju AS. Trump, melalui akun Twitter miliknya, berterima kasih pada pemerintah Meksiko yang mengirim ratusan polisi untuk menghadang imigran. Trump Khawatir Sejak kampanye pilpres AS tahun 2016, Trump telah mencerca imigran tak berdokumen. Dan rombongan imigran ini muncul sejak kebijakan kerasnya soal imigrasi. Awal 2018, perubahan regulasi menjadi hukuman penahanan menjebloskan sejumlah anak ke sel sehingga terpisah dari orang tua mereka di perbatasan AS-Meksiko. Kejadian itu memicu kutukan dari dalam negeri dan dunia internasional. Ancaman Trump muncul beberapa pekan sebelum pemilihan tengah waktu AS tanggal 6 November mendatang. Pada pemilu itu, Partai Demokrat berpeluang besar menggeser kekuasaan Partai Republik di DPR. Merujuk jajak pendapat yang digelar Kaiser Foundation, 15% responden di AS menganggap imigrasi adalah isu yang sangat penting. Adapun, jawaban serupa dinyatakan 25% pemilih Partai Republik. Meski Trump sudah pernah mengerahkan pasukan Garda Nasional, belum jelas apakah dia bermaksud menutup seluruh jalur perbatasan. Tak jelas pula apakah kebijakan itu akan berdampak pada dunia usaha atau orang-orang yang memegang visa resmi. Menurut hukum internasional, AS tidak dapat mengusir pencari suaka tanpa lebih dulu memastikan validitas klaim orang-orang itu. Andrew Selee dari Institut Kebijakan Migrasi berkata kepada BBC, penutupan perbatasan akan memicu malapetaka pada perekonomian AS dan Meksiko. "Ini mungkin bisa menjadi upaya simbolis, cara untuk menekan Meksiko bahwa hanya akan ada sedikit dampak pada penerobosan ilegal dan efek besar pada perlintasan yang sah," kata Selee. Saat ini, rombongan Imigran sebagian besar bertahan di Guatemala, di kota perbatasan Tecun Uman, meski sebagian dari imigran dikabarkan telah mencapai Meksiko. Perjalanan kelompok imigran ini hampir sepanjang 4.500 kilometer. Mereka menempuh mayoritas perjalanan itu dengan berjalan kaki dari San Pedro Sula di Honduras, Jumat pekan lalu.(tri)  

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT