ADVERTISEMENT

Indonesia Harus Galang Koalisi Tolak Keputusan Presiden Trump

Senin, 11 Desember 2017 07:40 WIB

Share
Indonesia Harus Galang Koalisi Tolak Keputusan Presiden Trump

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Pengamat politik internasional Hikmahanto Juwana, mengatakan pemerintah sepatutnya menginisiasi koalisi baru yang berisi negara pendukung kemerdekaan Palestina. Ia mengatakan Indonesia dapat menjajaki dukungan Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina karena negara-negara itu juga mengecam kebijakan AS. Koalisi itu, menurut Hikmahanto, dapat bersuara lebih lantang di tingkat global terkait isu Yerusalem dibandingkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang beranggotakan AS. "Kalau resolusi DK PBB tidak mungkin berperan karena ada AS dan mereka punya hak veto. Resolusi Majelis Umum bisa saja, tapi seberapa efektif resolusi itu," kata Hikmahanto, Minggu (10/12/2017). "Kalau cuma mengecam tidak akan ada solusi. Indonesia harus bisa meyakinkan, pengakuan Palestina sebagai negara merdeka bisa meredam gejolak perdamaian dunia," ujarnya seperti dilansir BBC Indonesia. Hikmahanto menuturkan, AS pernah membentuk koalisi di luar PBB pada 2003 ketika mereka berencana menginvansi Irak. Saat itu tiga dari lima anggota tetap DK PBB tidak menyetujui rencana AS. Bagaimanapun, Jumat pekan lalu 14 dari total 15 anggota DK PBB mengkritik keputusan Presiden AS Donald Trump soal Yerusalem. Mereka menyebut AS telah melanggar hukum internasional dan tidak mematuhi resolusi yang pernah diterbitkan PBB. DK PBB setidaknya pernah mengeluarkan sembilan resolusi soal isu Israel-Palestina. Badan itu menyebut AS melangkahi resolusi tersebut. Agustus 1980, DK PBB mengeluarkan resolusi yang melarang Israel menerbitkan undang-undang untuk mengubah status Yerusalem. PBB meminta semua negara menutup kantor perwakilan kota tersebut. Resolusi terakhir DK PBB keluar pada 23 Desember 2016, berisi kecaman pada Israel yang membangun pemukan di Yerusalem. Mereka menyebut program Israel itu menghambat perdamaian dengan Palestina. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, akan melakukan perjalanan diplomatik ke tiga negara di Timur Tengah dan Eropa pekan ini, untuk  mendorong Amerika Serikat (AS) membatalkan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menlu dijadwalkan  bertemu perwakilan Yordania di Amman, kota yang berjarak sekitar empat jam perjalanan darat dari Yerusalem. Pada 13 Desember, Retno bersama delegasi yang dipimpin Presiden Joko Widodo direncanakan berembuk dengan seluruh anggota Organisasi Negara Islam (OKI) di Istanbul, Turki. Konferensi itu digelar khusus untuk menanggapi kebijakan AS. "Dari Istanbul saya akan melanjutkan perjalanan ke Brussels bertemu menteri luar negeri Uni Eropa untuk memperkokoh dukungan negara barat agar tidak mengikuti keputusan AS," kata Retno, Minggu (10/12/2017).(Tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT