ADVERTISEMENT

Bus Wisata Bikin Macet Arus Lalulintas

Senin, 24 Februari 2014 16:57 WIB

Share
Bus Wisata Bikin Macet Arus Lalulintas

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

GAMBIR (Pos Kota) – Masyarakat mengharapkan pengoperasian bus tingkat (double decker ) wisata dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, atau pada hari libur. Ini guna mengurangi kemacetan lalulintas pada jalan-jalan yang dilalui bus tersebut. “Kami yakin, masyarakat menyambut gembira pengoperasian bus tingkat itu. Apalagi Pemda DKI Jakarta memberikan gratis selama tiga bulan bagi penumpang. Namun, pengoperasian bus itu bila setiap hari akan menambah kemacetan,”ujar Achmad, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang sehari-hari bekerja di kantornya di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Senin (24/2) . Ia mengungkapkan sebelum diresmikannya pengoperasian bus tingkat wisata tersebut pada Senin (24/2) kemarin, telah dilangsungkan uji coba selama sepekan. “Saat uji coba, busnya kosong, tidak ada penumpang. Tetapi jalan bertambah macet, karena bis itu menggunakan jalur kiri, bukan pada jalur busway,”ujarnya. Menurutnya, biasanya turis lokal lebih menyukai berjalan-jalan ke lokasi-lokasi wisata di Jakarta seperti Tugu Monas dan Kota Tua pada hari Sabtu dan Minggu, dan hari-hari libur lainnya. “Jarang warga yang bepergian pada hari kerja. Maka, pengoperasian bus tingkat wisata pada hari kerja, akan mubazir dan menambah kemacetan, apalagi jalannya pelan hanya 10 sampai 20 kilometer per jam”ujarnya. Untuk itu, ia berharap Pemda DKI Jakarta mau mempertimbangkan kembali operasional bus wisata pada hari sabtu atau hari-hari libur saja. “Sedangkan turis mancanegara, juga tidak selalu banyak. Kecuali pada musim libur, seperti pada sekitar bulan Juni hingga Agustus,”ujarnya. GRATIS Seperti diketahui Dinas Pariwisata DKI Jakarta mulai kemarin mengoperasikan lima bus tingkat wisata guna melayani warga dan turis asing berkeliling Jakarta secara cuma-cuma selama tiga bulan pertama. Setelah itu, penumpang harus membeli tiket untuk menikmati bis tingkat tersebut. Hanya saja belum diketahui, berapa besar harga tiket yang dijual di hotel-hotel dan travel tersebut. Bus yang dioperasikan dengan empat awak itu, yakni sopir wanita, polisi wisata, pemandu wisata, dan kondektur ( petugas on board ), akan melayani warga dan turis mulai dari pukul 09.00 pagi hingga 19.00 malam. Para awak bis dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris, agar dapat melayani turis mancanegara dengan baik. Bus wisata kecepatan jalannya hanya 10-20 Km/jam itu melayani rute mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)—Sarinah—Museum Nasional—Halte Santa Maria—Pasar Baru—Gedung Kesenian Jakarta—Masjid Istiqlal—Istana Merdeka—Monas—Balaikota-Sarinah dan kembali ke Bundaran HI. Bis tersebut hanya berhenti di pada halte tertentu saja, yang menjadi tujuan wisata, guna menaikkan dan menurunkan penumpang. Nantinya, akan ada bis wisata dari Monas menuju Kota Tua. Beberapa penumpang yang sempat menaiki bus wisata itu mengaku gembiran dapat berjalan-jalan menikmati Kota Jakarta. “Bagus sih, dan nyaman, karena ber-AC dan tidak ada penumpang yang berdiri. Mudah-mudahan seterusnya gratis. Kalau pun bayar, jangan mahal-mahal, jadi masyarakat kalangan bawah juga dapat menikmati bis tingkat ini,”ujar Dadang, warga Kemayoran. (bambang) Teks :Bus tingkat wisata yang siap melayani warga menikmati keindahan Jakarta. (bambang

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT