ADVERTISEMENT

Isu Mundurnya Risma Rekayasa

Rabu, 19 Februari 2014 18:17 WIB

Share
Isu Mundurnya Risma Rekayasa

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SURABAYA(Pos Kota)- Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo menilai isu mundurnya Risma sebagai Walikota Surabaya masih belum bisa dipertanggungjawabkan. Karena fakta di lapangan, Risma masih tetap menduduki jabatannya dan belum menyampaikan surat pengunduran diri secara resmi, baik ke DPRD Surabaya maupun Mendagri. “Tidak mungkin Bu Risma mundur, ini bagian dari strategi komunikasi untuk meraih opini masyarakat alias cek sound, itu sudah biasa dalam politik pencitraan,” ungkap Suko Widodo, Rabu(19/2). Ditambahkannya, isu mundur itu bisa jadi sengaja dimunculkan untuk cek sound. Tujuannya, mengetahui reaksi publik seperti apa. Pasalnya kabar yang beredar Risma digadang-gadang untuk maju ke kancah nasional bersaing dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang akhir-akhir ini sangat massif dilakukan beberapa media. "Kondisi itu sangat wajar, karena tugas dari parpol adalah melakukan rekruitmen pemimpin. Nah, melempar isu tertentu untuk mengetahui reaksi publik dianggap perlu," papar Suko. Pakar ilmu komunikasi menyebut isu santer Risma mengundurkan diri dinilai sebagai rekayasa, membangun opini publik untuk tujuan politik ke depan. Ini hanya bagian dari strategi check sound, untuk mengetahui reaksi publik Risma maju sebagai Cawapres mendampingi Megawati Soekarno Puteri atau untuk kepentingan Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya 2015. Selain itu, isu mundurnya Risma, kata Suko juga sangat mungkin sengaja dilempar pihak-pihak yang mencoba bermain politik. Tujuannya, sebagai bagian dari bargaining politik dengan PDIP Surabaya selaku partai politik pengusung Walikota Surabaya. "Bargaining juga bisa dilakukan dengan wakilnya yang baru dilantik (Wisnu Sakti Buana). Dalam politik, munculnya beragam dugaan itu merupakan hal yang wajar," bebernya. Isu mundurnya Risma dari posisinya sebagai Wali Kota Surabaya menjadi isu terhangat dan menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Akibat isu itu, di sejumlah jalan protokol di Kota Surabaya muncul sejumlah baliho bertulisakan 'Save Risma', bahkan menjadi Trending Topic di jejaring sosial seperti facebook maupun twitter. Bahkan, kalangan DPRD Surabaya, menduga kehadiran Wakil Walikota Wisnu Sakti Buana di balai kota, sangat menganggu keasyikan Risma dengan kroni-kroninya. Mengingat sejak Bambang DH mundur, Risma bertindak One women Show. Kehadiran Wisnu sekarang dikhawatirkan bisa membuka aib dan permainannya di Pemkot. Hal senada diungkapkan Hariadi, pakar politik Unair lainnya. Ia menilai aksi Risma ini yang menangis di TV, sebagai cara untuk mengambil simpati warga di luar elemen partai. Namun sikap Risma justru akan menimbulkan polemik, karena masyarakat punya cara pandang beda-beda. "Pastilah, setiap warga akan mempunyai penilaian yang berbeda beda," ujar Hariadi. (nurqomar/yo)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT