ADVERTISEMENT

Gara-Gara Cekcok Arisan Tentara Meng-`gugur`-kan Diri

Jumat, 14 Februari 2014 14:18 WIB

Share
Gara-Gara Cekcok Arisan Tentara Meng-`gugur`-kan Diri

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TAHUN 1968, prajurit KKO Usman - Harun gugur digantung di Singapura. Tapi di Deli Serdang (Sumut) Praka Suyitno, 28, beberapa hari lalu “gugur” di tali gantungan gara-gara ribut dengan istri hanya soal uang arisan. Keruan saja Ny. Rita, 25, menjadi histeris. Dia tak menyangka suaminya akan senekad itu. Yang namanya tentara, lazimnya sangat tahan dan kuat mentalnya. Makanya seperti Usman – Harun ketika mau digantung dipenjara Changi 17 Oktober 1968, dia tenang saja menghadapi maut. Mereka gugur sebagai ratna, karena tugas negara. Meski pilu, negara melepas pahlawan Dwikora itu dengan bangga. Bagaimana dengan Praka Suyitno dari Bataliyon Infanteri (Yonif) 121/Macan Kumbang (MK) Galang, Deliserdang ini? Meski dia tahan mental, siap mencari mati dengan gantung diri, semua menyesalkannya. Picik amat, hanya ribut soal uang arisan dengan istri, kok tega-teganya “menggugurkan diri”. Padahal dengan sikapnya yang konyol itu, anak dan istrinya akan menjadi terlantar karenanya. Suyitno dan keluarganya masih tinggal di asrama. Sebagai prajurit yang konon kepanjangan jujur dan irit, memang belum mampu  memiliki rumah sendiri. Begitu sederhananya kehidupan keluarga muda itu, untuk membeli sesuatu yang berharga sang istri harus menabung lewat arisan. Agaknya Praka Suyitno tak tahu bahwa uangnya yang sangat terbatas di ATM, adalah cadangan untuk bayar arisan. Maka ketika diajak teman-temannya untuk latihan halang dan rintang, dia menyempatkan diri untuk ambil uang di ATM tak jauh dari tangsi. Padahal dalam jeda waktu yang tak terlalu lama, istri juga bermaksud mengambil uang itu di ATM. Ternyata, di layar monitor ada keterangan: saldo tidak mencukupi, alias kosong! Dia tahu pasti suaminya yang mengabil duluan. Suami yang sudah mau berangkat latihan itu malang diajak ribut. Rita menyalahkan suaminya, kenapa uang jatah untuk arisan itu diambil juga. Karena dipersalahkan terus oleh istrinya, Suyitno malah mengancam mau bunuh diri saja. “Alah, bunuh diri. Kalau berani coba....!” tantang istrinya. Tentara kok ditantang. Ucapan yang tadinya hanya untuk menakut-nakuti istri, kini menjadi sebuah harga diri jika lelaki kok dilecehkan perempuan. Maka di kala Suyitno di tunggu teman-temannya di lapangan asrama, maka di dapur dia malah sibuk menyiapkan tali gantungan dalam rangka bunuh diri. Setengah jam kemudian, saat Rita selesai menangis di kamar gara-gara tak bisa bayar arisan, dia menjerit histeris begitu melihat suaminya tergantung di dapur menggunakan sabuk karate. Teman-temannya segera datang memberikan pertolongan. Tapi saat dibawa ke RSU DS, Suyitno sudah meninggal di tengah jalan. Kemiskinan memang bisa bikin kekufuran. (JPNN/Gunarso TS)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT