ADVERTISEMENT

Ayah Tiri dan Kekasih Sama-sama Mental Buaya

Minggu, 13 Oktober 2013 15:41 WIB

Share
Ayah Tiri dan Kekasih Sama-sama Mental Buaya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Gara-gara urusan selangkangan, Ruslan, 40, ayah tiri dan Nurdin si calon mantu jadi urusan polisi. Keduanya ditangkap karena menggauli Ida, 16. Bedanya, ayah tiri memperkosa, sedangkan dengan Nurdin suka sama suka. Tetapi keduanya memang  tak jauh beda, sama-sama mental buaya! Dunia memang semakin tua, sehingga korupsi ada di mana-mana. Yang pejabat korupsi uang negara, yang dalam rumahtangga korupsi cinta kasih. Katanya sudah sehidup semati sama istri, tapi diam-diam cari WIL. Yang statusnya pacar juga pada begitu, belum resmi menjadi suami istri sudah begituan. Akibatnya ya terjadi seperti kisah di Samarinda (Kaltim) ini, ayah tiri Ida dan kekasih Ida sama-sama ditangkap polisi karena berlomba-lomba dalam kemesuman. Ida memang tumbuh sebagai gadis cantik. Dalam usia 17 tahun dewasa ini, sudah banyak yang ngincer. Jika sang peminat para pemuda di luar kubu, itu sah dan wajar-wajar saja. Tapi yang terjadi di Samarinda ini sungguh kurang ajar, Ruslan ayah tiri Ida ikut juga tertarik pada gadis pelajar SMA tersebut. Ini kan sama saja petinggi partai tetapi ikut sendiri dalam Konvensi Capres yang digelar sendiri. Mana ada, wasit kok ikut nendang bola? Tapi ”bola”-nya Ruslan memang aksioma. Setiap melihat Ida tidur seranjang dengan ibunya, yang berarti juga istri Ruslan, pikiran lelaki itu sudah ngeres bin kotor. Apa lagi saat melihat posisi tidur anak tiri yang kadang-kadang sangat seronok, rasanya Ruslan ingin segera memasukkan ”bola” itu ke gawang Ida lewat tendangan dua belas pas. Cuma karena situasinya sering tidak kondusif, Ruslan harus menahan diri. Lama-lama tak betah juga Ruslan menahan hawa nafsu. Meski Ida tidur di samping istri, sekali waktu diam-diam digrumut (didekati) juga. Berkat teknik dan montase Ruslan yang sangat piawai, anak tiri itu tak begitu reaktif. Bahkan malam itu juga, Ida sudah bertekuk lutut dan berbuka paha untuk ayah tiri terlaknat. Hal itu ternyata terus berlanjut. Sukses dengan sergapan pertama, Ruslan melanjutkan dengan sergapan kedua dan seterusnya. Posisi tetap di samping istrinya. Gila nggak, istri tidur mendengkur dan ngiler, suami ngos-ngosan berbacu dalaaaam birahi, bersama anak tiri. Sekian lama jadi ”sarapan kedua” ayah tirinya, Ida pun mencoba kabur dari rumah orangtua. Ke mana? Pergi bersama kekasihnya, Nurdin, dia berharap bisa terlindungi bersama sidia. Padahal ternyata, Nurdin sama dan sebangun dengan Ruslan. Beberapa hari nginap di rumahnya, dia mulai merayu sang kekasih untuk mau diajak hubungan intim bak suami istri. Akhirnya, Ida benar-benar terjebak dalam pepatah lama: lolos dari mulut singa, masuk ke mulut harimau. Awalnya Nurdin memang beranggapan bahwa Ida merupakan gadis tulen yang masih buntelan plastik. Ternyata, ibarat mobil sang kekasih sudah tangan ketiga dan ke empat. Surat-surat memang masih komplit sih, tapi kondisi mesin sudah tinggal 80 persen. Akhirnya karena sudah kepalang basah, Nurdin pun menjadikan Ida sebagai pemuas nafsu belaka. Kapan butuh minta, kapan pengin mengajak. Ida sungguh menderita, karena ternyata semua lelaki sama saja, mereka hanya menjadikan dirinya sebagai obyek pemuas nafsu. Tak tahan dengan semua ini, beberapa hari lalu dia nekad mengadu ke Polres Samarinda. Selesai dia bercerita, Ruslan ayah tiri dan Nurdin sang kekasih ditangkap. Kedunya saling terkejut, tapi tetap mengakui. Polisi pun membagi pasal-pasalnya buat menuntut mereka. Ruslan yang memperkosa, kena pasal No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Sedangkan Alfon dijerat Pasal 332 KUHP tentang Membawa Lari Anak dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Calon mertua dan calon mantu sama bejadnya. (JPNN/Gunarso TS)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT