ADVERTISEMENT

86 Pelacur Dolly Terjangkit HIV/AIDS

Selasa, 24 September 2013 15:46 WIB

Share
86 Pelacur Dolly Terjangkit HIV/AIDS

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SURABAYA (Pos Kota)- Diduga enggan menggunakan alat kontrasepsi (kondom), sebanyak  86 pelacur di lokalisasi Dolly, Surabaya terjangkit HIV/AIDS. Kepala Puskesmas Putat Jaya, Hartati menyatakan, resiko tertular virus mematikan tersebut masih cukup tinggi. Sebab, sebagian besar PSK penderita HIV dan AIDS, masih beroperasi di lokalisasi terbesar se-ASIA Tenggara ini. “Data yang tercatat bulan Januari hingga hari ini berjumlah 86 orang yang positif,” kata dia di sela-sela penyuluhan HIV/AIDS di Wisma Barbara, Gang Dolly, Surabaya. Hartati menambahkan, ada kemungkinan, penderita HIV/AIDS tersebut bertambah di banding tahun sebelumnya. Dia mengungkapkan, pada 2012 lalu tercatat 118 PSK positif HIV dan AIDS. Sedangkan tahun ini, baru 9 bulan sudah sebanyak 86 pelacur. Untuk itu, ia mengimbau agar para PSK selalu rutin memeriksakan dirinya ke puskesmas guna memastikan kondisi kesehatan mereka. Kata Hartati, sejumlah PSK yang menjadi pasien Puskesmas menyampaikan, selama ini, banyak pelanggan (tamu) yang enggan menggunakan kondom. “Padahal virus tersebut berpotensi besar menular saat terjadi pertemuan kelamin tanpa alat pelindung,” ujarnya. Dia mengatakan, dalam sebulan sebanyak 500 sampai 600 PSK melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS). Dari jumlah tersebut, sekitar 200 hingga 250 orang diantaranya rutin memeriksakan potensi penularan HIV dan AIDS. Untuk menekan penulatan HIV/AIDS, setiap kali pelacur periksa, pihak Puskesmas Putat Jaya selalu memberikan 10 saset alat kontrasepsi dan multivitamin sebagai antibodi. Disamping itu, Puskesmas juga menyalurkan kondom di lima pokja lokalisasi yang ada di tiap-tiap RW. “Jadi tidak ada alasan mereka enggan menggunakan kondom. Apalagi itu diberikan secara gratis,” katanya. Kepala Kelurahan Putat Jaya, Bambang Hartono menambahkan, pihaknya selalu melakukan sosialisasi rutin terhadap para mucikari. “Kami pun memberikan penyuluhan ke PSK yang bekerja di wisma tersebut. Namun, kalau kenyataannya angka penderita HIV dan AIDS tergolong tinggi, bisa jadi penerapannya tidak maksimal,” ujarnya. Sementara itu, Tim teknis lapangan, Yayasan Embun yang melakukan upaya pencegahan dini HIV dan AIDS di Dolly – Jarak, Rasty Ari mengatakan, pihaknya telah merangkul PSK selama tiga bulan terakhir. Dia mengakui, tingkat penggunaan kondom belum menjadi bagian dari kesadaran PSK. Alasannya, mereka sering kali dipaksa oleh tamunya untuk berhubungan seks tanpa pelindung. “Awalnya memang sulit menyadarkan mereka, perlu pendekatan intrapersonal,” kata Rasti. Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Mira Novia mengatakan, penularan HIV dan AIDS tertinggi di Kecamatan Sawahan sebanyak 47 kasus, disusul Krembangan dengan 17 kasus dan Wonokromo sebanyak 15 kasus. Data penderita penyakit itu dari tahun ke tahun ada penurunanan. Pada 2011 tercatat 429 kasus, kemudian 2012 berkurang menjadi 418 kasus. Terakhir Mei 2013 menjadi 136 kasus. Saat ini, pihaknya masih melakukan proses pembaruan data mengenai penderita HIV dan AIDS hingga September. “Perkembangan hasil tesnya pun masih beberapa tahapan lagi, jadi belum diketahui data bulan ini,” pungkasnya. (nurqomar/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT