DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Setelah viral di media sosial terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar Swasta di Kota Depok, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok langsung menurunkan tim investigasi.
Tim Satgas dari Disdik bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kini tengah mendalami kasus tersebut.
"Kita belum bisa memberikan statement ke media. Karena Dinas Pendidikan Kota Depok, saat ini tengah dalam melakukan investigasi," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Hj. Siti Chaerijah, saat dikonfirmasi pada Sabtu, 12 April 2025.
Chaerijah menegaskan bahwa saat ini proses investigasi sedang berjalan dan pihaknya ingin mendapatkan gambaran menyeluruh dari berbagai pihak.
"Informasi yang sudah beredar kan baru sepihak ya. Termasuk katanya korban ada 11 atau 14 anak yang beredar, itu baru informasi sepihak jadi kita harus lebih dahulu melakukan assessment. Sehingga masih belum bisa dikasih tahu ke media saat ini," ungkapnya.
Dalam penanganan kasus ini, Dinas Pendidikan juga berkolaborasi langsung dengan KPAI.
"Kita kolaborasi dengan KPAI," ujarnya singkat. Ia menambahkan bahwa pihaknya juga telah memanggil Kepala Sekolah dari sekolah yang bersangkutan untuk dimintai keterangan.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, menyatakan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan yayasan dan pihak sekolah dari SD Bunda Maria Depok. Dalam pertemuan tersebut, KPAI turut serta untuk menggali penjelasan lebih lanjut dari pihak sekolah.
"Hasilnya seperti apa masih belum bisa kita menyampaikan. Karena pengambilan keterangan baru dari pihak sekolah saja," ujar Nessi kepada Poskota usai dikonfirmasi.
Dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh guru tersebut, Nessi menilai bahwa proses pendalaman masih terus dilakukan.
"Sesuai atensi dari Wali Kota Depok, dalam penanganan kasus ini lebih condong kepada perlindungan anak-anak. Sekaligus melihat lebih detail juga kondisi di sekolahnya juga," tambahnya.
Nessi menyampaikan harapan agar informasi yang menyebar di media sosial tidak seluruhnya benar dan bisa diklarifikasi secara tepat.
"Kita akan gerak cepat untuk memperdalam lagi informasi seperti apa kejadian yang sebenarnya. Sehingga kasus ini bisa dapat selesai dengan cepat," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan komunikasi dengan para orang tua korban, meski informasi mendalam masih terus dikumpulkan.
"Akan kita agendakan nanti untuk datang ke sekolahnya. Untuk secepatnya bisa ketemu dengan anak yang diduga menjadi korban dan pihak sekolah," tambahnya.
Mengenai jumlah korban, Nessi memperkirakan ada sekitar 14 pelajar yang diduga menjadi korban dalam kasus ini.
"Para korban yang harus kita selamatkan, selain itu apakah nanti dapat terpengaruh psikologisnya setelah kejadian. Sehingga kita tetap lebih menjaga kepentingan anak paling diutamakan," tuturnya.
Apabila hasil investigasi membuktikan adanya tindakan pelecehan seksual, maka DP3AP2KB akan mengambil langkah hukum sesuai prosedur.
"Tentu dari pemerintahan Kota Depok, dalam hal ini DP3AP2KB, bakal memberikan pendampingan ke ranah hukum jika terbukti, pemberian bantuan hukum, psikolog, dan pemberian pemulihan trauma bagi para korban," tegasnya.
"Pesan Wali Kota Depok, agar dapat mendalami kasus ini dan lakukan pendampingan dan bergerak," imbuhnya.
Sementara itu, dari pihak sekolah, Komite Sekolah Bunda Maria akhirnya memberikan tanggapan. Plt Ketua Komite Sekolah Bunda Maria, Blasius, yang didampingi Ketua Yayasan Bunda Maria Depok, Neni, mengatakan bahwa pihaknya sedang berproses secara internal.
"Sudah kita lakukan pertemuan kekeluargaan jadi tidak ada keputusan yang diambil sambil menunggu, beberapa waktu ke depan baru kita akan memberikan klarifikasi yang lebih jelas," ujar Blasius saat ditemui di sekolah Bunda Maria, Cimanggis, Kota Depok, Sabtu siang.
Blasius menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil dari investigasi dinas sebelum dapat memberikan pernyataan secara lebih terbuka kepada publik.
"Soal yang viral itu, kita tunggu beberapa hari ke depan. Yang memberikan klarifikasi pihak terkait yaitu dinas yang bisa benar-benar pegang omongannya. Karena hal ini masih menunggu investigasi dari dinas langsung," jelasnya.
Menanggapi kabar bahwa guru yang diduga sebagai pelaku masih aktif mengajar, Blasius belum dapat memastikan hal tersebut.
"Nanti ada nunggu dinas. Investigasi masih berlanjut. Dari sekolah yaitu kepala sekolah juga sudah dipanggil sama dinas untuk dimintai klarifikasinya," tutupnya.
Dari pantauan di lokasi, sekolah Bunda Maria yang terletak di tengah lingkungan perumahan warga di Kecamatan Cimanggis tampak sepi tanpa aktivitas belajar mengajar.
Menurut penjaga keamanan sekolah, saat itu tengah berlangsung pertemuan antara komite sekolah dan yayasan membahas isu yang tengah viral.