Pengamat ekonomi, Ferry Latuhihin kritik soal kehadiran Danantara dan pengaruhnya pada market saham. (Sumber: Doc/Danantara)

Nasional

Sebut Isu Danantara Buat Market Saham Down, Ferry Latuhihin: Ini Indikator Masyarakat Tidak Bisa Menerima

Minggu 09 Mar 2025, 10:48 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal, Prof. Ferry Latuhihin memberikan kritik soal Danantara yang menjadi kontroversi pada pamerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebagai informasi, baru-baru ini di pemerintahan Prabowo-Gibran telah dibentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mengelola aset negara.

Akan tetapi, kehadiran Danantara menuai kontroversi, tak sedikit orang yang tidak setuju.

Bukan tanpa alasan, lantaran aturan yang diterapkan dinilai kebal hukum hingga bisa jadi celah korupsi dan memperpanjang daftar kasus tersebut di Tanah Air.

Baca Juga: Danantara Resmi Meluncur 24 Februari 2025: BUMN Akan Terbagi Menjadi 2 Kategori, Layanan Publik vs Bisnis

Ferry Latuhihin yang merupakan mantan Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024 lalu juga berekasi terkait adanya Danantara.

Pada sebuah kesempatan, Ferry menyampaikan kritiknya melalui video yang dibagikan ulang oleh akun X @yaniarsim dan beberapa akun lainnya di berbagai platform media sosial.

Pria lulusan Erasmus University Rotterdam, Belanda ini Danantara berimbas pada market saham. Sehingga, lanjutnya, market drop sejak muncul isu Danantara.

Hal demikian, kata Ferry, menjadi indikator bahwa masyarakat tidak bisa menerima kehadiran Danantara.

Baca Juga: Danantara Akan Kelola 7 BUMN Strategis, Pertamina dan BRI Masuk Daftar

"Market memang drop, sangat negatif sejak muncul isu adanya Danantara, itu saham-saham yang masuk ke Danantara, terutama bank-bank Himbara, itu dibuang habis, sell down.

Ini sudah satu indikator bahwa masyarakat tidak bisa menerima Danantara," katanya, dikutip dari akun X @yaniarsim.

Selanjutnya, ia pun menyinggung kasus Century yang sempat menggegerkan warga Indonesia beberapa tahun lalu.

"Nah, pertanyaannya kenapa tidak bisa menerima Danantara? Satu, bank saya katakan tidak boleh masuk Danantara.

Kenapa? Bank mempunyai yang namanya systemic risk. Ingatkan kasus Century yang kecil aja, semua kelabakan.

Dan semua orang di market mengatakan 'Wah ini bisa dijadikan alat', bank kan punya likuiditas, bisa dijadikan alat politik," pungkasnya.

Tags:
sahammarketFerry LatuhihinPengamat EkonomiDanantara

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor