POSKOTA.CO.ID - Sepakbola Indonesia mendapat kabar duka setelah salah satu legenda Timnas Indonesia, Junaidi Abdillah meninggal dunia, pada Sabtu 8 Maret 2025.
Berdasarkan keterangan yang diterima oleh Poskota, Junaidi menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), Jakarta, pada pukul 13.00 WIB, tadi siang.
"Innalilahi wainnalilahi Rojiun, telah meningal dunia, Om Junaidi abdilah pada hari ini tgl 8 maret 2025 jam 13.00 pm, di rumah sakit pusat pertamina jakarta." tulis pesan di WhatsApp Grup PSSI Pers, Sabtu 8 Maret 2025.
Tentunya ini menjadi momen kehilangan yang sangat besar untuk sepakbola Tanah Air, karena Junaidi Abdillah merupakan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia.
Baca Juga: Rafael Struick Beri Kejutan Jelang Timnas Indonesia Lawan Australia dan Bahrain
Profil Junaidi Abdillah
Junaidi Abdillah merupakan pesepakbola yang lahir di Mataram, 21 Februari 1948. Terkenal dengan permainannya yang flamboyan, Junaidi merupakan salah satu gelandang yang dimiliki oleh skuad Garuda.
Karier sepakbolanya diawali ketika menimba ilmu di Diklat Salatiga, pada awal tahun 1960-an.
Beberapa rekan seangkatan Junaidi di antaranya adalah Oyong Liza, Suharyoso dan Sartono Anwar.
Baca Juga: Preview Barito Putera vs Malut United: Rekor Positif Naga Gamalama Bakal Dipatahkan Laskar Antasari?
Ia mulai memperkuat Timnas Indonesia saat dipanggil oleh PSSI untuk main di Piala Asia Junior 1967.
Kala itu, skuad Garuda finish di posisi runner up, setelah menelan kekalahan tipis dari Israel.
Kemudian Junaidi naik ke timnas senior dan masuk ke dalam skuad yang berhasil meraih gelar juara King's Cup pada tahun 168 di Thailand.
Junaidi masuk ke timnas senior saat masih diarsiteki pelatih asal Belanda, Wiel Coerver.
Baca Juga: Semen Padang vs Persib tidak Disiarkan Live Indosiar? Bobotoh Diajak Nonton Streaming di Vidio
Berkat polesan Coerver, ia sempat mendapat tawaran dari salahs satu klub Liga Belanda, Go Ahead Eagles.
Selain itu, Junaidi pun memiliki pengalaman melawan tim level dunia seperti Ajax Amsterdam dan Manchester United, dalam periode pelatnas jangka panjang.