JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Korps Brimob Polri bergerak cepat dalam menangani bencana banjir yang melanda berbagai wilayah di Jabodetabek. Ratusan personel diterjunkan untuk membantu evakuasi warga yang terjebak serta menyalurkan bantuan logistik kepada korban terdampak.
Salah satu titik yang mendapat perhatian khusus adalah wilayah Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Tim SAR dari Pasukan Pelopor Korps Brimob bekerja keras mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Selain itu, mereka juga membawa bahan makanan bagi warga yang kesulitan mendapatkan pasokan pangan akibat genangan air yang masih tinggi.
"Polri akan terus mengerahkan personel dan peralatan yang dibutuhkan untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat proses pemulihan pascabanjir," ujar Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo kepada wartawan Kamis, 6 Maret 2025.
Baca Juga: Bima Arya Minta Wali Kota Bekasi Data Korban Banjir, Bakal Terima Bantuan
Sejak awal bencana banjir pada Selasa, 4 Maret 2025 sebanyak 14 personel Brimob Kompi I Batalyon C yang dipimpin oleh AKP Hady Mulyono tiba di lokasi banjir sekitar pukul 19.00 WIB.
Dengan sigap, mereka langsung menyisir kawasan yang terdampak parah, terutama daerah yang terisolasi akibat tingginya luapan air. Operasi ini dilakukan di tengah hujan yang kembali mengguyur wilayah tersebut, menambah tantangan dalam proses evakuasi.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, sebanyak 83 personel Brimob juga dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan mendistribusikan bantuan.
Di Bojong Kulur, Gunungputri, Kabupaten Bogor, tim SAR yang terdiri dari 31 anggota di bawah pimpinan AKBP Ginanjar Fitriadi berhasil menyelamatkan 51 warga. Sedangkan di Klapanunggal, Bogor, sebanyak 24 personel yang dipimpin Ipda Rui Algeria mengevakuasi tujuh warga yang terjebak di rumah mereka.
Banjir di Bojong Kulur dan Klapanunggal tercatat memiliki ketinggian mulai dari 80 cm hingga 3,2 meter, membuat banyak permukiman tergenang dan sulit diakses.
Situasi serupa juga terjadi di Perumahan Vila Nusa Indah I dan Pondok Gede Permai, Bekasi, di mana tim Brimob yang dipimpin oleh Ipda Yoni Fatinasarani berusaha mengevakuasi warga meski menghadapi arus banjir yang deras. Di lokasi ini, ketinggian air bahkan mencapai 4 meter.
Baca Juga: Cegah Banjir Jabodetabek, Dedi Mulyadi: Perlu Konsep Terpadu Tata Kawasan Puncak
Upaya penyelamatan terus dilakukan hingga malam hari. Tim Brimob yang dipimpin oleh AKBP Satria Darma juga dikerahkan ke Jatiasih dan Kemang Pratama, Bekasi, setelah menerima laporan permintaan evakuasi dari warga.
Dalam berbagai operasi yang berlangsung, banyak anak-anak hingga lansia berhasil diselamatkan dan diberikan bantuan oleh personel Brimob.
Dengan kondisi banjir yang masih belum sepenuhnya surut, Korps Brimob Polri terus berjaga dan bersiaga di lokasi-lokasi rawan untuk memastikan keselamatan warga serta mendukung pemulihan pascabanjir di wilayah terdampak.
Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan dampak signifikan di berbagai area. Berikut adalah perkembangan terkini terkait situasi banjir di wilayah tersebut:
Wilayah Terdampak dan Kondisi Terkini
Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam hingga Selasa dini hari, 3 hingga 4 Maret 2025 mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek. Beberapa area yang paling terdampak antara lain Cengkareng Timur, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Pejaten, Kebon Pala, Bidara Cina, dan Rawajati. Di Kebon Pala, warga terpaksa mengungsi ke sekolah dasar dan membutuhkan bantuan makanan.
Selain itu, banjir juga menyebabkan kemacetan di beberapa jalan arteri di Jakarta. Ketinggian air di beberapa lokasi mencapai 20 hingga 30 cm, memaksa pengendara mendorong kendaraan mereka yang mogok untuk melintasi genangan.
Upaya Penanganan dan Bantuan
Pemerintah daerah dan instansi terkait telah mengambil langkah-langkah untuk menangani situasi ini. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan perlunya penataan terpadu di kawasan Puncak Bogor untuk mencegah banjir dari hulu ke hilir yang berdampak di kawasan Bogor, Bekasi, dan Karawang.
Di Bekasi, pemerintah kota telah mendirikan 20 posko pengungsian di 7 kecamatan untuk menampung warga yang terdampak banjir. Wali Kota Bekasi menyebut bencana banjir kali ini sangat di luar prediksi dan luar biasa.