POSKOTA.CO.ID - Dalam sebuah pernyataan, Prilly Latuconsina mengakui bahwa, menahan emosi saat berpuasa adalah salah satu hal yang sulit baginya.
Sebagai seorang figur publik yang memiliki jadwal padat dan tekanan tinggi dalam dunia hiburan, Prilly menyebut, emosi sering kali muncul tanpa disadari, terutama saat tubuh mulai merasa lelah dan lapar.
"Ketika bertemu banyak orang, saya sering kali marah-marah tanpa sadar. Saya juga sulit mengontrol emosi yang keluar begitu saja. Setelahnya, saya sering merasa bersalah dan menangis sendiri karena merasa telah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya," ungkap Prilly, dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagram @adihidayat.booster, seperti dikutip pada Rabu, 5 Maret 2025.
Ia pun mempertanyakan apakah kondisi emosinya yang sulit dikendalikan dapat mempengaruhi keabsahan puasanya.
Prilly merasa khawatir jika hal tersebut tidak hanya mengurangi pahala puasanya, tetapi juga membatalkannya.
Solusi Ustaz Adi Hidayat
Pada saat berdialog, Prilly menanyakan kepada Ustaz Adi Hidayat mengenai dampak dari ketidakmampuannya dalam menahan emosi saat puasa.
"Terkadang, saya suka lupa untuk menahan emosi, Pak Ustaz. Akhirnya suka nangis, terus suka enggak kekontrol marahnya. Nah, apakah hal itu bisa membatalkan puasa saya atau hanya mengurangi pahala puasanya?" tanya Prilly.
Tak hanya itu, Prilly juga ingin mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai hal yang bisa membatalkan puasa.
Baca Juga: Dipanggil 'Sayang' oleh Siwon Suju, Prilly Latuconsina Bikin Iri Netizen
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan secara rinci bahwa, ada dua aspek penting untuk perlu dipahami dalam menjalankan ibadah puasa, yaitu hal-hal membatalkan puasa dan hal-hal yang dapat mengurangi pahalanya.
"Nabi SAW mengatakan, jangan berkata-kata kotor. Puasa itu adalah perisai dari hal-hal yang tidak baik. Maka, jika ada orang yang berpuasa, jangan berkata-kata kotor atau melakukan hal-hal yang buruk," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Ia menegaskan bahwa dalam ajaran Islam, umat Muslim yang menjalankan puasa wajib menahan hawa nafsunya, termasuk menahan diri dari emosi yang berlebihan.
Emosi yang tidak terkendali memang tidak serta-merta membatalkan puasa, tetapi dapat mengurangi nilai pahalanya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam Kitabus Shiyam disebutkan beberapa hal yang dapat merusak pahala puasa. Salah satu di antaranya adalah marah yang berlebihan.
"Hal yang merusak pahala puasa adalah tidak mampu menahan amarah. Puasa memang tidak batal, tetapi pahalanya bisa berkurang. Dalam hadis riwayat Al-Bukhari, ada pembahasan tentang puasa yang membahas dampak dari emosi yang tidak terkendali," jelasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa seseorang yang tetap berpuasa tetapi tidak menjaga sikap dan ucapannya bisa kehilangan berkah dari ibadah tersebut.
"Jangan berbuat sesuatu yang tidak pantas. Memang, secara langsung tidak berdosa, tetapi hal tersebut bisa membuat orang lain berpeluang untuk berdosa karena terprovokasi oleh emosi kita," tambahnya.
Dari penjelasan Ustaz Adi Hidayat, dapat disimpulkan bahwa puasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak pahala puasa.