POSKOATA.CO.ID - Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan umat Muslim di seluruh dunia.
Namun rupanya, puasa Ramadhan tbukan sebatas ibadah wajib yang harus dijalani.
Diketahui ada beragam manfaat puasa Ramadhan, baik bagi kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Tak sedikit orang yang belum memahami manfaat puasa Ramadhan.
Baca Juga: Cara Mencegah Sembelit Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan, Ini Rahasianya
Dengan demikian begini penjelasan Ulama dan ilmu psikologi Islam soal manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan mental.
Perspektif Ulama
Menurut para ulama, puasa adalah sarana untuk menyucikan jiwa, meningkatkan kesabaran, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Salah satu hadis Rasulullah SAW yang menggambarkan manfaat puasa adalah:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Cara Mengobati Radang Tenggorokan saat Puasa Ramadhan
Puasa, dalam pandangan ulama, memiliki nilai spiritual yang tinggi. Selain meningkatkan kedekatan kepada Allah, puasa juga menjadi momen untuk menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri.
Hal ini sangat relevan dalam konteks kesehatan mental, karena kemampuan untuk mengendalikan diri berkaitan langsung dengan pengelolaan stres dan emosi.
Dengan berpuasa, seseorang diajak untuk lebih bersabar, tidak terburu-buru dalam reaksi terhadap stimulus eksternal, dan lebih reflektif dalam menjalani kehidupan.
Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar, juga menyatakan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan berbagai godaan yang bisa merusak ketenangan batin.
Oleh karena itu, puasa adalah latihan spiritual yang bisa membantu seseorang mencapai ketenangan jiwa, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan keseimbangan emosional.
Perspektif Ilmu Psikologi Islam
Psikologi Islam menawarkan pendekatan yang lebih holistik dalam memahami pengaruh ibadah puasa terhadap kesehatan mental.
Dalam Islam, keseimbangan antara aspek fisik, mental, dan spiritual sangat ditekankan.
Puasa Ramadhan tidak hanya berfokus pada aspek fisik, seperti menahan lapar dan haus, tetapi juga pada pengelolaan emosi dan pikiran.
Baca Juga: Rahasia Diet Saat Puasa Ala Ade Rai! Makan Enak Tapi Tetap Langsing dan Bugar
Puasa membantu individu untuk mengembangkan self-control, yang merupakan keterampilan psikologis penting untuk kesehatan mental.
Menurut teori psikologi Islam, seseorang yang mampu mengendalikan nafsunya, termasuk dalam hal makan, minum, dan aktivitas duniawi lainnya, akan lebih mampu mengelola perasaan cemas, marah, atau stres.
Dengan latihan menahan diri selama bulan Ramadhan, seseorang dapat memperbaiki kualitas hidup mental dan emosionalnya.
Sebagai contoh, puasa dapat membantu mengurangi kecemasan yang berlebihan, karena seseorang yang menjalankan puasa cenderung lebih sabar dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang menekan.
Ini sejalan dengan prinsip-prinsip psikologi yang mengajarkan pentingnya pengendalian diri dan refleksi diri dalam menjaga kesehatan mental.
Perspektif Penelitian Ilmiah
- Studi tentang Pengurangan Stres dan Kecemasan
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychology menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dalam tubuh.
Puasa, dengan menenangkan fisik dan mental, memberikan waktu bagi tubuh untuk meregulasi kembali sistem saraf, yang mengarah pada pengurangan stres dan kecemasan.
- Pengaruh Puasa terhadap Keseimbangan Emosional
Sebuah studi yang dilakukan oleh Department of Psychology, University of Toronto menunjukkan bahwa orang yang menjalani puasa cenderung menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dan lebih mampu untuk menghadapi tantangan emosional.
Mereka yang berpuasa secara teratur melaporkan perasaan lebih tenang dan lebih mampu menghadapi masalah sehari-hari dengan kepala dingin.
- Puasa dan Kualitas Tidur
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa puasa memiliki dampak positif pada kualitas tidur.
Meskipun berpuasa dapat mengubah pola makan, namun penelitian yang dipublikasikan di Sleep Medicine Reviews menunjukkan bahwa puasa dapat memperbaiki ritme sirkadian tubuh, yang berkontribusi pada tidur yang lebih berkualitas dan perasaan segar saat bangun tidur.
- Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Otak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa puasa dapat merangsang proses autophagy (proses pembersihan sel-sel tubuh dari toksin) yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga bagi kesehatan otak.
Proses ini dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Itulah manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan mental menurut berbagai perspektif.