Pengungsi Banjir Pejaten Timur Butuh Makanan untuk Sahur dan Buka Puasa

Selasa 04 Mar 2025, 14:24 WIB
Susana di pengungsian di SMP 46 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2025. (Sumber: Poskota/Ali Mansur)

Susana di pengungsian di SMP 46 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2025. (Sumber: Poskota/Ali Mansur)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan warga terdampak di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan terpaksa mengungsi di ruang kelas Sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) 46, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2025.

Warga mengungsi di dua ruang kelas sekolah setelah dievakuasi tim SAR gabungan karena lokasi banjir yang cukup parah hingga lantai dua.

Dewi, 55 tahun, warga RT 5 Pejaten Timur mengaku rumahnya hampir tenggelam akibat luapan air dari Sungai Ciliwung yang tak jauh dari kediamannya.

Air sudah masuk ke lantai dua, bahkan di sudah setinggi lutut dewasa. Kata dia, jika diukur dari dari tanah tinggi air mencapai 4 meter lebih.

"Air sudah masuk ke lantai dua, itu sudah segini (lutut). Udah biasa di sini banjir, kalau yang paling besar itu 2007, sampai wuwungan. Saya bertiga sama suami sama anak," ujar perempuan satu anak itu saat ditemui di pengungsian, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Maret 2025.

Menurut Dewi, air mulai masuk ke pemukiman pada hari Minggu, 2 Maret 2025 malam. Air luapan sungai terpanjang di Jakarta itu perlahan-lahan merengsek mengisi setiap ruangan rumah hingga Senin, 3 Maret 2025.

Baca Juga: Gerak Cepat, Kemensos Bagikan Bansos untuk Korban Banjir di Jakarta, Bogor, dan Bekasi Habiskan Dana Rp2 Miliar

Namun ketika ketinggian air masih belum menyentuh lantai dua. Sehingga dirinya bersama suami belum terpikirkan untuk mengungsi.

"Apalagi kemarin siang itu air sudah mulai surut. Kita udah mulai bersih-bersih, eh semalaman sebelum sahur air datang lagi, puncak tadi pagi masuk ke lantai dua," terang Dewi.

Tidak banyak perlengkapan mengungsi yang dibawanya. Dewi mengaku hanya sempat membawa surat-surat berharga dan satu tas pakaian salin.

Dia berharap alat elektronik yang tertinggal masih bisa berfungsi atau setidaknya masih bisa diperbaiki untuk kembali digunakan.

Berita Terkait
News Update