Suasana di pengungsian di SMPN 46 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Maret 2025. (Sumber: Poskota/Ali Mansur)

JAKARTA RAYA

Air di Lantai 2 Rumah Sudah Selutut Orang Dewasa, Warga Pejaten Timur Mengungsi ke SMPN 46 Jakarta

Selasa 04 Mar 2025, 14:22 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan warga terdampak banjir di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan terpaksa mengungsi di ruang kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 46, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Maret 2025.

Warga mengungsi di dua ruang kelas sekolah setelah dievakuasi tim SAR gabungan karena lokasi banjir yang cukup parah hingga lantai dua rumah.

Dewi, 55 tahun, warga RT 5, Pejaten Timur mengaku rumahnya hampir tenggelam akibat luapan air dari sungai Ciliwung yang tak jauh dari kediamannya.

Bahkan di lantai dua rumahnya, air sudah setinggi lutut orang dewasa. Jika diukur dari dari tanah, tinggi air kemungkinan mencapai 4 meter lebih.

Baca Juga: Banjir Gang Kalimaya Bekasi Mulai Surut, Malah Dipakai Anak-Anak Berenang

"Air sudah masuk ke lantai dua, itu sudah segini (lutut). Udah biasa di sini banjir, kalau yang paling besar itu 2007, sampai wuwungan. Saya bertiga sama suami sama anak," ujar perempuan satu anak itu saat ditemui di lokasi pengungsian, Selasa, 4 Maret 2025.

Menurut Dewi, air mulai masuk ke pemukiman pada hari Minggu, 2 Maret 2025 malam. Air luapan sungai terpanjang di Jakarta itu perlahan-lahan merangsek mengisi setiap ruangan rumah hingga Senin, 3 Maret 2025.

Namun ketika itu, ketinggian air masih belum menyentuh lantai dua. Sehingga dirinya bersama suami belum terpikirkan untuk mengungsi.

"Apalagi kemarin siang itu air sudah mulai surut. Kita udah mulai bersih-bersih, eh semalaman sebelum sahur air datang lagi, puncak tadi pagi masuk ke lantai dua," katanya.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek: Ribuan Warga Terdampak, Pemerintah Siapkan Langkah Pemulihan

Tidak banyak perlengkapan mengungsi yang dibawanya. Dewi mengaku hanya sempat membawa surat-surat berharga dan satu tas pakaian salin.

Dia berharap alat elektronik yang tertinggal masih bisa berfungsi atau setidaknya masih bisa diperbaiki untuk kembali digunakan. Namun ia memastikan semua peralatan elektronik yang ada di rumahnya sudah dievakuasi ke lantai dua.

"Sekarang enggak tahu sudah surut apa belum air lantai dua, rice cooker, televisi terakhir saya tinggal sih masih aman. Tapi enggak tahu sekarang, saya pasrah saja, mau bagaimana lagi," ucap Dewi.

Saat ini Dewi bersama ratusan pengungsi lainnya membutuhkan bantuan makanan untuk buka puasa dan sahur. Apalagi sampai dengan Selasa, 4 Maret 2025 pukul 14.00 WIB belum ada tanda-tanda air bakal surut dengan cepat.

Kemudian juga sampai saat ini belum ada informasi apakah bakal ada bantuan dari Pemprov Jakarta atau lainnya untuk makan buka puasa.

"Pasti kami yang di pengungsian butuh bantuan untuk buka nanti, juga sahur nanti. Kalau malam sore kering juga belum sempat buat sahur," ujar dia.

Tags:
banjir PejatenSMPN 46 JakartamengungsiPejaten Timurbanjir

Ali Mansur

Reporter

Firman Wijaksana

Editor