POSKOTA.CO.ID - Selain menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bulan Ramadhan juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yang sering kali tidak disadari.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)?
Seorang pakar kesehatan islam, dr. Zaidul Akbar menjelaskan puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga bisa menjadi terapi alami untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi.
"Ramadhan bukan hanya bulan yang penuh keberkahan secara spiritual, tetapi juga membawa manfaat besar bagi kesehatan fisik," jelasnya dari kanal YouTube dr. Zaidul Akbar official.
Lantas, bagaimana puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah, dan apa yang perlu diperhatikan oleh penderita darah tinggi selama Ramadhan? Berikut penjelasannya menurut dr. Zaidul Akbar.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Waktu Imsak dan Buka Puasa di Jabodetabek Hari Ini, Sabtu 1 Maret 2025
Manfaat Puasa bagi Tekanan Darah
dr. Zaidul Akbar melalui kanal YouTube pribadinya menjelaskan, puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga bisa menjadi terapi kesehatan yang luar biasa.
Salah satu manfaat utama puasa adalah membantu menurunkan tekanan darah secara alami. Saat berpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolisme yang positif, diantaranya seperti.
1. Mengurangi Asupan Kalori dan Garam
Salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi adalah konsumsi garam yang berlebihan. Saat berpuasa, pola makan berubah, dan jika seseorang bisa mengontrol asupan garam saat sahur dan berbuka, ini dapat membantu mengurangi retensi cairan dalam tubuh dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, puasa juga membantu mengurangi konsumsi makanan olahan yang sering mengandung kadar garam dan lemak tinggi, yang dapat memperburuk kondisi hipertensi.
2. Mengurangi Produksi Hormon Stres
Saat seseorang berpuasa dengan hati yang tenang dan penuh keikhlasan, tubuh akan menurunkan produksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Kedua hormon ini jika berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang berujung pada peningkatan tekanan darah.
Dengan berpuasa, tubuh lebih rileks, dan tekanan darah pun lebih stabil. Ini juga diperkuat dengan aktivitas ibadah seperti shalat dan membaca Al-Qur'an, yang terbukti memiliki efek menenangkan bagi tubuh dan pikiran.
3. Memperbaiki Sensitivitas Insulin
Puasa juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh, yang berarti tubuh lebih efisien dalam mengatur kadar gula darah.
Ini penting karena kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko hipertensi.
Dengan berpuasa, tubuh mengalami fase perbaikan alami, di mana sel-sel bekerja lebih efisien dalam mengatur metabolisme, sehingga tekanan darah dapat lebih terkendali.
4. Detoksifikasi dan Peningkatan Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan tekanan darah dalam tubuh. Saat berpuasa, ginjal diberi kesempatan untuk "beristirahat" dari proses pencernaan yang berat dan bisa lebih fokus pada proses detoksifikasi.
Dengan pola makan yang lebih sehat dan terkontrol selama Ramadhan, ginjal bekerja lebih optimal dalam mengeluarkan racun dan kelebihan garam dari tubuh, yang secara langsung berkontribusi pada stabilisasi tekanan darah.
Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan Dibaca Kapan? Ternyata Ini Waktu yang Tepat
Tilawah Al-Qur’an dan Efeknya pada Tekanan Darah
Selain puasa, aktivitas ibadah lain di bulan Ramadhan juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan, terutama dalam mengontrol tekanan darah.
Salah satunya adalah membaca atau mendengarkan tilawah Al-Qur’an. Beberapa penelitian medis menunjukkan, mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan cara.
- Meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis, yang membantu tubuh rileks dan menurunkan stres.
- Mengurangi detak jantung yang terlalu cepat, yang sering menjadi pemicu hipertensi.
- Meningkatkan aliran oksigen dalam darah, sehingga tubuh lebih segar dan sirkulasi darah lebih baik.
Oleh karena itu, selain berpuasa, memperbanyak membaca Al-Qur’an selama Ramadhan juga bisa menjadi terapi alami untuk penderita hipertensi.
Manajemen Waktu Ibadah dan Tidur bagi Penderita Hipertensi
Salah satu tantangan bagi penderita hipertensi selama Ramadhan adalah perubahan pola tidur akibat ibadah malam seperti shalat tarawih dan tahajud.
Banyak yang khawatir bahwa kurang tidur dapat memperburuk tekanan darah mereka. Namun, menurut dr. Zaidul Akbar, dengan manajemen waktu yang baik, seseorang tetap bisa mendapatkan tidur yang cukup tanpa mengorbankan ibadah.
1. Waktu Tidur yang Ideal
Shalat tarawih biasanya selesai sekitar pukul 21.00. Jika seseorang langsung tidur setelah itu dan bangun untuk tahajud serta sahur sekitar pukul 02.30 atau 03.00, maka ia masih mendapatkan sekitar 5-6 jam tidur. Jumlah ini cukup untuk menjaga kesehatan, terutama jika kualitas tidurnya optimal.
2. Cara Meningkatkan Kualitas Tidur
dr. Zaidul mengungapkan, dengan matikan lampu sebelum tidur dapat meningkatkan produksi melatonin, hormon yang membantu tidur nyenyak.
Kemudian, sebisa mungkin hindari gadget sebelum tidur, karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu ritme alami tubuh dan pastikan tidur dengan posisi yang nyaman.
Lebih lanjut, dr. Zaidul Akbar menegaskan, semua ibadah yang dilakukan dengan niat lurus pasti akan mendatangkan manfaat.
Bahkan, jika seseorang bersungguh-sungguh dalam beribadah dan menyerahkan segala urusannya, maka Allah akan memberikan kekuatan dan kesehatan yang luar biasa.
Jadi, jangan takut kurang tidur atau merasa terbebani dengan ibadah selama Ramadhan. Justru, Ramadan adalah kesempatan emas untuk menyembuhkan tubuh dan mendekatkan diri kepada Allah.