POSKOTA.CO.ID - Pasar kripto berguncang pada Selasa, 25 Januari 2025. Mata uang kripto, seperti Bitcoin (BTC) dan aset digital teratas lainnya terus melemah dan berada di zona merah.
Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin hari ini berada di level USD 92,247 atau setara dengan Rp1,502 miliar (kurs Rp16.290 per USD).
Anjloknya harga Bitcoin ini, membuat para investor sedikit khawatir setelah tidak mampu menyentuh USD 100.000 atau Rp1,629 miliar per koin dan cenderung terus mengalami penurunan.
Selama 24 jam terakhir aset digital dari jaringan blockchain Bitcoin mengalami penurunan sebesar 3.76 persen.
Baca Juga: Dompet Bitcoin Google: Inovasi atau Ancaman bagi Desentralisasi?
Performa Koin Utama Lain
Tak jauh berbeda dengan BTC, Ethereum (ETH) turut serta mengalami penurunan sebanyak 9.47 persen selama 24 jam. Saat ini, ETH diperdagangkan dengan harga Rp40,7 juta per koin.
Kemudian Binance Coin (BNB), masuk ke zona merah dan turun sebanyak 5.84 persen dalam satu hari. BNB berada di harga Rp9,9 juta per koin.
Adapun Solana (SOL) turun tajam dalam 24 jam terakhir yakni sebanyak 13.30 persen dan 21.27 persen dalam sepekan. Harga Solana hari ini Rp2,2 juta per koin.
Semetara untuk stablecoin seperti USDT dan USDC turun tipis 0.01 persen dan masih terhitung stabil di harga USD 1 atau Rp16.290.
Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini 24 Februari 2025: BTC Melemah, Perusahaan dan Negara Terus Beli
Total kapitalisasi pasar kripto hari ini mengalami pelemahan hingga 5.44 persen per 24 jam dengan nilai transaksi USD 3 triliun.
Manuver Kebijakan Trump Mengguncang Pasar
Berdasarkan laporan dari Bitcoin News, anjloknya harga ini terjadi setelah tersebarnya berita dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengumumkan rencana pemberlakukan tarif pada Kanada dan Meksiko.
Kebijakan ini, dijadwalkan akan berlaku pada 4 Maret 2025. Sejalan dengan adanya rencana pemberlakukan tarif ini, pasar saham AS pun mengalami penurunan karena banyak investor yang masuk dalam zona fear dan panik.
“Tarif ini akan berlaku tepat waktu, sesuai jadwal. Ini merupakan penyalahgunaan yang sudah berlangsung bertahun-tahun, saya tidak menyalahkan negara lain. Saya menyalahkan kepemimpinan yang membiarkan ini terjadi,” kata Trump dikutip dari Bitcoin News.
Baca Juga: Umumkan akan Borong Bitcoin, MicroStrategy Siapkan Dana Rp32 Triliun
“Hal ini akan sangat baik untuk negara kita (AS), negara kita akan sangat likuid dan kaya kembali,” sambungnya.
Pasar Kripto Panik
Meski terjadi guncangan dalam pasar kripto, akumulasi aset mata uang kripto utamanya Bitcoin terus dilakukan oleh perusahaan atau institusi negara.
Seperti halnya Strategy, perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor itu berupaya untuk terus menambah asetnya dengan meluncurkan obligasi sebesar Rp32 triliun.
Dana tersebut akan digunakan untuk membeli Bitcoin dan operasional perusahaan. Nantinya, para investor dapat mengkonversi surat utang tersebut dalam bentuk saham.
Baca Juga: Google Rencanakan Integrasi Bitcoin dalam Ekosistemnya, Adopsi Mainstream Makin Meluas
Sementara, negara yang pertama kali mengadopsi Bitcoin yaitu El Salvador melakukan akumulasi dengan metode Dollar Cost Averaging, dan meningkatkan pembelian BTC per hari yang semula 1 BTC menjadi 1,6 BTC.
“Bitcoin berada di harga diskon,” cuit Michael Saylor.
Meski begitu, pasar tampak panik saat mengalami guncangan pasar. Hal itu terlihat dari data Coinglass yang menunjukan bahwa dana sekira USD 140 juta dalam posisi long hilang dalam empat jam.
Kemudian aset digital lain terus merosot lebih dari enam persen dan menukik lebih tajam. Volum perdagangan melonjak, tetapi dominasi pasar Bitcoin meningkat.
“Kenaikan yang paradoks, pernyataan Trump berpotensi memicu adanya penyesuaian pasar dan dominasi Bitcoin yang kontradiktif ini menjadi tanda investor beralih ke aset yang dianggap lebih stabil sambil menunggu pasar saham AS,” bunyi keterangannya.
DISCLAIMER: Artikel ini hanya informasi umum dan bukan ajakan atau saran untuk berinvestasi pada Bitcoin dan mata uang kripto sejeninya.