POSKOTA.CO.ID - Harga Bitcoin anjlok dalam 24 jam terakhir, seiring dengan adanya penurunan kapitalisasi pasar, usai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan rencana tarif terhadap Meksiko dan Kanada tetap berlanjut.
Seketika indeks pasar kripto Fear & Greed, yang mengukur sentimen pasar turun ke angka 25 yang menandakan adanya ketakutan ekstrem pada Selasa, 25 Februari 2025.
Penurunan ini sempat menyentuh skor 24 sehari sebelumnya, ketika masih berada di angka 49 yang menunjukan sentimen pasar cenderung netral.
Mengutip dari Cointelegraph, penyataan Trump mengenai tarif ini diumumkan dalam konferensi pers-nya pada 24 Februari 2025 kemarin.
Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini 25 Februari 2025: Pasar Kripto Berguncang, BTC Terus Melemah
Ia menyebutkan bahwa tarif ini akan berlaku pada 4 Maret 2025 dengan memberlakukan pajak 25 persen untuk Kanada dan Meksiko serta impor dari China yang akan dikenai tarif 10 persen.
Pernyataan dari Trump ini mengakibatkan aset digital Bitcoin jatuh bersamaan dengan mata uang kripto lainnya.
Para investor dan trader khawatir akan adanya perang dagang, di mana Meksiko dan Kanada akan menerapkan tarif yang sama terhadap AS sebagai balasan dari kebijakan Trump.
Baca Juga: Dompet Bitcoin Google: Inovasi atau Ancaman bagi Desentralisasi?
Analis Sebut Ini Merupakan Titik Kritis
Analis Bitfinex mengatakan Bitcoin mencerminkan pasar tradisional, dan kurangnya momentum harga telah menyebabkan periode kontraksi untuk pasar kripto.
Jika Bitcoin turun di bawah USD 91.000 atau setara dengan Rp1,48 miliar maka posisinya berada pada titik kritis menurut analis di bursa kripto Bitfinex.
Bitcoin telah diperdagangkan antara USD 91.000 (Rp1,48 miliar) ribu dan USD 102.000 (Rp1,66 miliar) selama sekitar tiga bulan di tengah terhentinya momentum pasar membuat tetap berada pada titik kritis setelah hampir 90 hari.
"Momentum yang dibutuhkan untuk penembusan berkelanjutan tidak ada, dan ini telah menyebabkan periode kontraksi dan konsolidasi di hampir semua aset kripto utama," ucap para analis dikutip dari Cointelegraph pada Selasa, 25 Februari 2025.
Baca Juga: Google Rencanakan Integrasi Bitcoin dalam Ekosistemnya, Adopsi Mainstream Makin Meluas
Menurut para analis, penurunan pasar ini dipicu oleh serangkaian likuidasi yang terjadi dalam sehari terakhir.
Alasan mereka menyebut Bitcoin semakin berkorelasi dengan pasar tradisional yaitu faktor utama yang memengaruhi pasar kripto terhenti adalah stagnasi serupa di pasar keuangan tradisional yang disebabkan oleh ketidakpastian dan didorong pasar makro.
S&P 500 telah turun 2,3 persen dalam lima hari perdagangan terakhir, sementara Nasdaq Composite telah turun 4 persen selama periode yang sama.
Bitfinex mengatakan bahwa penekanan pasar ekuitas yang lebih luas telah memengaruhi aset berisiko secara umum, termasuk mata uang kripto.
Baca Juga: Umumkan akan Borong Bitcoin, MicroStrategy Siapkan Dana Rp32 Triliun
Para analis menambahkan bahwa permintaan institusional untuk Bitcoin melalui exchange-traded fund spot juga telah melambat secara signifikan, terlihat outflow pada setiap hari perdagangan selama minggu yang berakhir 21 Februari dengan total USD 552,5 juta.
Bitfinex mengatakan bahwa ekonomi AS yang lebih luas ditantang oleh melemahnya kepercayaan konsumen dan meningkatnya ekspektasi inflasi lebih lanjut.
Disebutkan Survei Konsumen Universitas Michigan pada 21 Februari, yang menemukan bahwa sentimen konsumen AS pada bulan Februari turun 10 persen dari Januari ke titik terendah 15 bulan yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang dapat memperlambat pengeluaran.
Analis Bitfinex juga mengatakan bahwa serangkaian usulan tarif dari Presiden menambah tekanan inflasi dan telah membatalkan beberapa kemajuan yang dicapai dalam disinflasi selama dua tahun terakhir.
DISCLAIMER: Artikel ini hanya informasi umum dan bukan ajakan atau saran untuk berinvestasi pada Bitcoin dan mata uang kripto sejenisnya.