POSKOTA.CO.ID - Seruan aksi Indonesia Gelap terus menggema di jagat media sosial, bahkan disoroti oleh berbagai media asing yang berbasis di Singapura, Malaysia, hingga Taiwan.
Demonstrasi mahasiswa dengan tajuk Indonesia Gelap ini merespon situasi di mana kebijakan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai dibuat secara ugal-ugalan dan tidak memihak pada rakyat.
Aksi turun ke jalan ini dimulai pada 17 Februari 2025 dan massa aksi menggelar unjuk rasa ini di sekitar Patung Kuda, Jakarta.
Tak hanya di Jakarta, aksi para mahasiswa ini berlangsung di berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Amankan Demo Indonesia Gelap di Patung Kuda, Polda Metro Jaya Terjunkan 775 Personel
Mengutip dari akun X @barengwarga, diperkirakan demo Indonesia Gelap ini akan terus berlanjut melihat adanya seruan aksi yang akan berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025 dengan lokasi Istana Negara.
Disoroti Media Asing
Berbagai media asing menyoroti aksi yang dilakukan oleh mahasiswa pada 17 Februari 2025 tersebut.
Mereka menyebutkan gerakan mahasiswa ini merupakan protes nasional dan menyisipkan sebuah kata ‘Dark Indonesia’.
The Strait Times, media yang berbasis di Singapura, menuliskan hal tersebut dengan judul “ ’Dark Indonesia’ Protersts Erupt Nationwide With Students Taking to Streets” dan dipublikasikan pada Selasa, 18 Februari 2025.
Dalam laporannya disebutkan bahwa ribuan mahasiswa turun ke jalan di berbagai kota yang didasari ketidakpuasan pada situasi Indonesia saat ini.
Diklaim bahwa Indonesia tidak mengalami kemajuan dengan visi Indonesia Emas, namun malah menuju dalam era kegelapan.
Selanjutnya, laporan The Strait Times menyebutkan bahwa pada tahun 2024 protes terhadap pemerintah dengan berbagai meme yang muncul terkait visi tersebut menyeruak di media sosial.
Bahkan slogan Indonesia Emas diganti dengan Indonesia Cemas atau Indonesia Lemas (Indonesia Lemah).
Baca Juga: Demo Indonesia Gelap di Patung Kuda, Jakarta, Berakhir Ricuh
Pada tahun 2024, muncul berbagai meme dengan nada bercanda bahwa alih-alih Indonesia Emas, slogannya adalah Indonesia Cemas (Indonesia Cemas), atau bahkan Indonesia Lemas (Indonesia Lemah).
The Star, media yang berbasis dari Malaysia pun turut memberitakan demonstrasi mahasiswa Indonesia. Bahkan laporan tersebut masuk dalam trending dalam kanal AseanPlus.
The Star menuliskan “’Dark Indonesia' protests erupt nationwide with students taking to streets” yang dipublikasikan pada Selasa, 18 Februari 2025.
Selain menyoroti aksi yang berlangsung di Jakarta. Media dari Malaysia tersebut pun menuliskan terkait gerakan yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Mahasiswa Lakukan Demo 'Indonesia Gelap', Tolak Efisiensi Anggaran dan Evaluasi MBG
Unjuk rasa mahasiswa di Surabaya ini berlangsung di kantor DPRD Jawa Timur. Tuntutan yang diajukan selaras dengan apa yang disuarakan di Jakarta.
Tiga anggota DPRD sempat menemui massa aksi, namun ditolak dan massa aksi meminta untuk ketua dewan yang menemui mereka.
Selanjutnya, ketua dewan Musyafak Rouf menyetujui tuntutan yang diajukan para mahasiswa dan berjanji akan mengirimkan ke pemerintah pusat.
Dalam laporan The Star disebutkan demonstrasi yang terjadi di Surabaya berujung ricuh dan menyebabkan aparat kepolisian menembakkan meriam air.
Peringatan Darurat dan Kabur Aja Dulu Masuk Daftar Bahasan
The Star menuliskan bahwa protes yang terjadi di Indonesia ini muncul sebelumnya dengan Peringatan Darurat dengan gambar lambang garuda berwarna biru.
Gerakan ini muncul pada sekitar bulan November menjelang pemilihan kepala daerah dan setelah Mahkamah Agung (MA) memutuskan untuk menurunkan batas usai calon kepala daerah.
Keputusan dari MA itu membuat kemungkinan dari putra bungsu Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.
Namun, Mahkamah Konstitusi bersikeras bahwa batas usia 30 tahun harus dikembalikan. Dengan batas usia yang tidak berubah, sehingga Kaesang dilarang mencalonkan diri sebagai calon gubernur.
Gerakan lain muncul dengan tajuk Indonesia Gelap dan simbolnya lambang garuda dengan latar berwarna hitam. Hal ini menjadi simbol ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan.
Selain itu, publik menyerukan ketidakpuasannya melalui tagar #KaburAjaDulu yang baru-baru ini muncul dan mendorong orang Indonesia belajar atau bekerja di luar negeri untuk meninggalkan kekacauan yang terjadi dalam negeri.
Manifestasi ekstrem dari gerakan #KaburAjaDulu adalah melepaskan kewarganegaraan Indonesia.