Sampah menumpuk di kawasan wisata Pantai Batako, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Jumat, 7 Februari 2025. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

SUDUT KOTA

Wisata Kuliner di Pantai Batako Pandeglang Lumpuh Total Akibat Sampah Menumpuk

Sabtu 08 Feb 2025, 12:54 WIB

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Pelaku usaha kuliner di kawasan wisata Pantai Batako di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, saat ini tidak bisa melakukan aktivitas jualan, karena berbagai macam sampah yang berserakan di sepanjang garis pantai.

Sampah yang menutupi kawasan wisata kuliner Pantai Batako sudah menggunung selama sepekan terakhir. Kondisi ini membuat para pelaku usaha kuliner terpaksa menghentikan aktivitas mereka, memilih berdiam diri di rumah tanpa bisa berjualan.

Mereka mengeluhkan dampak dari penumpukan sampah ini, yang tak hanya mengganggu pemandangan tetapi juga menimbulkan bau tak sedap. Seperti yang dialami Maryam, 43 tahun, salah satu pelaku usaha kuliner di bibir Pantai Batako. Sudah satu minggu dia tidak membuka lapak kulinernya karena persoalan sampah.

Baca Juga: Nasib Anak SD di Pandeglang, Melewati Jembatan Gantung yang Nyaris Putus

"Sampahnya parah, enggak bisa ditangani secara manual. Tapi harus pakai alat berat, karena tumpukan sampah cukup tebal," kata Maryam kepada Poskota, Jumat, 7 Februari 2025.

Maryam menjelaskan, wisata kuliner Pantai Batako lumpuh total akibat tumpukan sampah yang menutupi kawasan tersebut. Dia mengatakan, sampah-sampah yang berserakan di bibir pantai ini adalah kiriman dari laut, terbawa gelombang tinggi yang membuat air laut naik ke permukaan sehingga menumpahkan sampah ke daratan.

Para pedagang pun kini sama sekali tidak bisa berjualan, karena kawasan Pantai Batako sudah seperti Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Sampah-sampah bahkan sampai menutupi dan merusak lapak pedagang.

Maryam menyebutkan, usaha kuliner yang dijalani ini merupakan satu-satunya mata pencaharian bagi dirinya dan keluarga. "Karena terkendala sampah, saya tidak bisa jualan dan tidak bisa mendapatkan penghasilan selama satu minggu," kata ibu yang telah berjualan di sana selama enam tahun itu.

Baca Juga: Yonih Meninggal setelah Tenteng Gas dari Pangkalan

Adapun makanan yang dijual Maryam adalah ikan bakar dan aneka minuman seperti kopi serta es. Biasanya, ketika cuaca bagus dan usahanya sedang lancar, dia bisa mendapatkan omzet sebesar Rp750 ribu hingga Rp1 juta per hari.

Selama berdiam diri di rumah, kata Maryam, tabungan miliknya pun hampir habis terkuras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Soalnya kebutuhan hidup harus tetap terpenuhi, sedangkan di sisi lain pendapatan tidak ada.

"Saya paling dari rumah mengontrol lapak, terus melakukan perbaikan-perbaikan atau merapikan perlengkapan di lapak. Karena ada kerusakan akibat diterjang sampah dari laut," ucapnya.

Maryam mengungkapkan, ini adalah kedua kalinya pantai tersebut dipenuhi sampah. Sebelumnya, pada awal 2025 saat musim badai, tumpukan sampah juga menutupi kawasan wisata ini. Saat itu, dia dan pedagang lain hampir sebulan tidak bisa berjualan.

"Dan sekarang kondisi ini kembali terjadi. Saya dan pelaku usaha lainnya pun kembali tidak bisa membuka usaha kuliner di kawasan ini," katanya.

Maryam menjelaskan, cuaca laut saat ini memang sedang buruk akibat musim barat. Gelombang tinggi sering membawa berbagai macam sampah dari laut hingga akhirnya menumpuk di kawasan wisata.

Akibat kondisi tersebut, wisatawan enggan berkunjung ke Pantai Batako. Sampah yang hampir menutupi seluruh area membuat suasana tidak nyaman bagi pedagang maupun pengunjung. "Kalau hanya gelombang tinggi, kami sudah terbiasa dan tidak terlalu khawatir. Tapi sampah yang menumpuk seperti ini membuat mata pencaharian kami lumpuh," ucapnya.

Maryam berharap pemerintah atau dinas terkait segera menangani tumpukan sampah ini agar para pelaku usaha kuliner bisa kembali beraktivitas. "Kalau kawasan wisata Pantai Batako sudah bersih dari sampah, pengunjung pasti kembali berdatangan. Jadi kami berharap pihak terkait segera turun tangan," ujar dia.

Menanggapi masalah tersebut, Camat Labuan, Pandeglang, Yayat Hidayat, mengatakan, sampah yang menutupi kawasan Pantai Batako terbawa oleh air laut akibat gelombang tinggi yang naik ke permukaan. Namun, Yayat telah berkoordinasi dengan jajaran Muspika Labuan dan lintas sektoral untuk segera menangani masalah ini.

"Rencananya, hari Minggu besok kami akan turun langsung ke lokasi untuk membersihkan sampah di Pantai Batako. Kami akan bergotong royong bersama Muspika dan masyarakat sekitar," ujarnya.

Yayat juga meminta para pelaku usaha kuliner di kawasan tersebut untuk bersabar. Menurut dia, kondisi ini terjadi karena dampak dari fenomena alam yang tidak dapat dihindari.

"Kami menunggu hingga gelombang laut stabil. Jika masih sering naik ke permukaan, sampah akan terus terbawa ke daratan. Tapi kami pastikan, pada hari Minggu nanti, aksi bersih-bersih akan segera dilakukan agar kawasan wisata kuliner ini kembali bersih," ucapnya.

Tags:
pedagangwisata kulinerPandeglangPantai Batako

Samsul Fatoni

Reporter

Umar Mukhtar

Editor