JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Puluhan warga Kampung Tongkol Dalam masih bertahan tinggal di bawah kolong Tol Wiyoto Wiyono, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara pada Jumat, 24 Januari 2025.
Sedikitnya 40 warga masih bertahan setelah permukiman mereka digusur pada 17 Januari 2025.
Salah satu warga Kampung Tongkol Dalam, Gatot Sudarto, 72 tahun, menyayangkan penggusuran yang disebut dilakukan oleh anggota TNI.
Rencana penggusuran ini awalnya sudah diendus oleh warga sejak Juni 2024. Pada saat itu, Gatot menyebut ada sejumlah pihak yang melakukan pengukuran tanah di permukiman warga.
Baca Juga: Wali Kota Jakarta Barat Irit Bicara Ditanya Soal Pemeriksaan Saksi Korupsi Dinas Kebudayaan
"Itu dari Wika sama konsultan PUPR, itu selama 2 minggu pengukuran," kata Gatot kepada wartawan di lokasi.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada Desember 2024, warga diberikan semacam sosialisasi untuk meninggalkan lokasi tersebut dengan iming-iming uang kerohiman.
Saat itu warga dipaksa untuk menandatangani surat yang berisikan pernyataan agar warga bersedia pindah dari permukiman tersebut.
"Katanya uang kerohiman, dan uang kerohiman itu dibayarkan sekitar 10 juta. 10 juta itu per KJS," katanya.
Baca Juga: Jadi Pusat Pelestarian, Pj Gubernur Resmikan Museum Wayang di Kota Tua Jakbar
Pendamping warga, Izam, 23 tahun, mengatakan saat itu warga diminta menandatangi surat pernyataan dan terpaksa menandatangani surat karena terpaksa.
"Abis itu tanggal 27 mereka (warga) tetap ngambil duit karena warga terpaksa, karena kalau kata warga sempat ada paksaan diambil gak diambil (duitnya) tetap digusur, ya udah warga semuanya pada ngambil," jelasnya.
"Nah tapi ada kejanggalan di surat itu pertama kop resmi Kodam gak ada, pihak pertama pihak keduanya gak jelas, cuma disuruh warga aja tanda tangan warga ada namanya disuruh tanda tangan mengakui bahwa ini tanah Kodam dan siap ganti rugi. Dan ketiga tidak disebutkan di situ ganti ruginya 10 juta," tambah Izam.
Iza menyampaikan, warga terpaksa menerima uang kerohiman karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Apalagi tidak ada sosialisasi.
"Nah singkat cerita tanggal 6 mereka mulai ngegusur di belakang, ada bangunan kosong dihantam di situ," ujarnya.
Saat ini bangunan permukiman warga di kolong Tol Wiyoto Wiyono tersebut sudah rata dengan tanah. Namun sekitar 40 warga masih bertahan dan nasibnya terkatung tidak jelas.
"Sudah seminggu warga bertahan di sini, sudah dari hari Jumat minggu lalu, tidur dengan alas seadanya," ujarnya.