Mitun, nelayan di Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, yang enggan melaut karena terganggu pagar laut. (Sumber: Poskota/ Ihsan Fahmi)

SUDUT KOTA

Imbas Pagar Laut Perburuk Ekonomi Masyarakat: Nelayan Bekasi sampai Jual Tabung Gas

Jumat 17 Jan 2025, 17:09 WIB

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Keberadaan pagar laut di Kampung Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, membuat para nelayan gelisah. Pasalnya hasil tangkapan ikan menjadi merosot. Mereka harus memutar otak untuk menutupi kehidupan sehari-harinya.

Kepala nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mandalajaya di Desa Segarjaya, Nurjali, 43 tahun, menuturkan, penghasilan para nelayan turun drastis karena pagar laut di wilayahnya. Akibatnya, banyak nelayan yang harus menjual harta benda miliknya.

"Yang saya jumpai nelayan-nelayan ini, ada dari mereka yang harus jual tabung gas, jual beras, dan sampai ada yang jual piring," kata Nurjali di lokasi, belum lama ini.

Kondisi ini terjadi hampir 10 bulan lamanya atau sejak Maret 2024 lalu, setelah pagar pembatas yang terbuat dari bambu dan urukan tanah tersebut terbangun di wilayah perairan Desa Segarajaya. Para nelayan pun sulit mendapat ikan imbas pagar laut yang membentang sepanjang lima kilometer.

Baca Juga: Pagar Laut di Tarumajaya Bekasi Disegel KKP

"Sekarang enggak bisa melintas di pinggir pantai karena ada baro (pagar bambu)," katanya.

Nurjali memaparkan, sebelum ada pagar laut, hasil tangkapan para nelayan bisa mencapai puluhan kilogram. Namun sekarang, mereka hanya mendapat lima kilogram per hari. Mereka juga khawatir akan kehilangan mata pencaharian.

"Penghasilan sekarang sangat jauh menurun, kalau biasanya kan bisa dapat Rp400 ribu atau Rp300 ribu per orang. Sekarang, bisa cuma Rp20 ribu, paling banyak Rp100 ribu, itu mentok," ucapnya.

Dengan penghasilan seadanya, para nelayan kerap mengalami himpitan ekonomi sehingga terjadi keributan dalam rumah tangga. "Ribut masalah ekonomi sama keluarga, karena keadaannya begini," ujarnya.

Baca Juga: Pengamat Minta Pemerintah Investigasi Pagar Laut 5 Kilometer di Tarumajaya Bekasi

Apalagi ongkos untuk melaut saat ini butuh modal yang besar, dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi dari biasanya karena harus mengitari pagar laut. Mereka harus menjangkau lokasi yang lebih jauh agar mendapat ikan.

"Nelayan pakai perahu, bahan bakar pakai bensin (pertalite) kalau normal kita cuma isi dua liter per hari, sekarang perlu menyediakan lima liter air kalau mau berangkat, soalnya jalurnya sekrang membuat kita muter (jauh)," ujarnya.

Para nelayan memiliki keterbatasan saat melaut. Perahu kecil dengan mesin motor yang dipakai akan tidak maksimal jika terus digerakkan. Nelayan dapat melaut mencari ikan dengan maksimal lima kilometer dari bibir pantai. "Mereka ini kan nelayan kecil, sanggup melaut dengan kondisi perahu itu hanya dengan jarak 3 sampai 5 kilometer," ujarnya.

Kondisi cuaca dan angin laut yang berada di pesisir saat ini, membuat nelayan memikirkan risiko dan keselamatan. Sedangkan keberadaan pagar laut dinilai membuat potensi laut seperti ikan bandeng, duri, kepiting dan udang menjadi kabur dan sulit didapati.

"Nelayan juga mirikin cuaca yang saat ini, kadang berangkat kadang tidak. Kita juga tidak hanya hitung pendapatan, selain adanya pager laut, pendapatan kita jadi gak maksimal," ucapnya.

Sementara, nelayan lain, Mitun, 28 tahun, membenarkan saat ini aktivitas para nelayan sedang sepi melaut. "Sekarang nelayan lagi sepi (melaut) ini karena anginnya kencang. Ya ada pagar laut itu keganggu juga kita ada efeknya," tuturnya.

Mitun saat ini lebih memilih berada di rumahnya ketimbang melaut. Jika dipaksakan, banyak pengeluaran dan penuh banyak risiko. "Di sini saja, masih mantau gitu lah, soalnya kalau melaut lihat risiko juga," ucapnya.

Pagar laut yang terbuat dari bambu ini telah berdiri sejak awal 2024 lalu. Pagar laut bermaterial bambu tersebut berisi tanah dan ditutupi karung membentang di dua sudut, pada sisi kiri dan kanan perairan.

Pada Rabu (15/1), Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menyegel pagar laut di Desa Segarajaya, Tarumajaya. "Iya belum lama disegel," kata Markum, nelayan lain di lokasi.

Markum mengatakan, penyegelan tersebut merupakan sesuatu yang tepat. "Sangat tepat (penyegelan), karena ini penyesuaian dan buat nelayan yak bisa lebih baik lagi," ucapnya.

Penyegelan tersebut dilakukan di pinggir area pagar laut di Desa Segarajaya. Penyegelan yang dilakukan KKP ini lantaran tidak memiliki Persetujuan Keseuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL). "Penghentian Kegiatan Reklamasi Tanpa PKKPRL," tulis banner dari KKP tersebut.

Tags:
nelayanBekasipagar laut

Ihsan Fahmi

Reporter

Umar Mukhtar

Editor