Kasus Ferdy Sambo telah tuntas dengan vonis hukum, tetapi pengungkapan detail penggunaan peluru Luger 9 mm di pengadilan menjadi catatan penting bagi kasus rest area tol Tangerang-Merak. (Sumber: Poskota)

NEWS

Kemiripan Jejak Peluru Luger 9mm di Dua Kasus Penembakan Tol Tangerang-Merak dan Kasus Ferdy Sambo

Jumat 03 Jan 2025, 08:53 WIB

POSKOTA.CO.ID - Penembakan misterius di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada Kamis, 2 Januari 2025 dini hari mengejutkan publik.

Dua korban, I (48) dan R (60), menjadi sasaran peluru kaliber 9 mm merek Luger yang ditembakkan dari mobil minibus hitam. Salah satu korban, I, meninggal dunia akibat luka tembak di dada, sementara R mengalami luka parah dan masih dirawat intensif di RSCM Jakarta.

Kapolresta Tangerang, Kombes Baktiar Joko Mujiono, menjelaskan bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) mengungkap keberadaan lima selongsong peluru Luger 9 mm.

Polisi juga menemukan mobil Brio oranye di lokasi. "Kami masih mendalami motifnya, namun ada indikasi ini terkait bisnis rental mobil. Pelaku dalam pengejaran," ujar Baktiar.

Baca Juga: Kaliber 9 mm Jadi Kunci Motif Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak, Milik Aparat Keamanan?

Kasus ini mengingatkan publik pada peristiwa serupa yang melibatkan peluru Luger 9 mm. Pada 2022, Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri, menggunakan pistol Glock 17 dengan peluru jenis yang sama untuk membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinasnya.

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mengungkapkan dalam sidang vonis bahwa Ferdy Sambo memiliki senjata api Glock dengan peluru Luger 9 mm yang juga ditemukan dalam magazin senjata tersebut.

Pola Penggunaan Peluru Luger 9mm

Kemiripan pada jenis peluru di dua kasus ini memunculkan pertanyaan besar: Apakah peluru merek Luger menjadi favorit di kalangan pelaku kejahatan bersenjata di Indonesia?

Menurut ahli balistik, peluru Luger 9 mm dikenal karena kualitas presisi dan kekuatannya, membuatnya populer baik untuk keperluan militer maupun sipil.

"Jenis peluru ini sering digunakan pada senjata Glock atau pistol lainnya dengan standar internasional," ujar Arif Sumirat, ahli balistik yang turut memberikan kesaksian dalam kasus Ferdy Sambo.

Namun, kesamaan ini tidak otomatis menunjukkan keterkaitan langsung antara dua kasus tersebut. "Kesamaan peluru lebih kepada karakteristik pasar senjata api dan amunisi di Indonesia, di mana peluru jenis ini relatif lebih mudah ditemukan dibanding peluru lainnya," jelas Arif.

Baca Juga: Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak, Polisi Kantongi Jenis Peluru yang Dipakai Pelaku

Penyelidikan Berlanjut

Kepolisian kini berfokus pada pengejaran pelaku penembakan di KM 45 Tol Tangerang-Merak, yang diduga kabur dengan kendaraan minibus hitam. "Kami sedang memeriksa CCTV di sekitar lokasi dan menelusuri potensi jaringan pelaku," kata Kombes Baktiar.

Di sisi lain, kasus Ferdy Sambo telah tuntas dengan vonis hukum, tetapi pengungkapan detail penggunaan peluru Luger 9 mm di pengadilan menjadi catatan penting bagi kasus-kasus berikutnya.

Kombinasi informasi balistik, barang bukti, dan motif yang kompleks menuntut investigasi yang lebih komprehensif dari pihak berwajib.

Apakah penggunaan peluru Luger 9 mm di dua kasus ini hanya kebetulan, ataukah ada pola yang lebih besar di baliknya?

Penyelidikan lebih lanjut mungkin akan mengungkap jawaban dari pertanyaan tersebut, membawa kita lebih dekat pada pemahaman mendalam tentang dinamika kejahatan bersenjata di Indonesia.

Tags:
Ferdy SamboPenembakan Tol Tangerang-Merak

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor