POSKOTA.CO.ID - Harga cabai di pasar tradisional pada awal tahun 2025 melambung tinggi mencapai Rp100 ribu per kilogram. Sebelumnya cabai rawit bahkan sempat menembus harga Rp120 ribu per kilogram
Pedagang sayur mayur di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Sri mengatakan, harga cabai rawit merah yang dijual Rp100 ribu per kilogram baru berlaku hari ini.
"Hari ini rawit merah saya jual Rp100 ribu per kilogram. Kemarin tiga hari dari tanggal 30 Desember 2024 harganya mencapai Rp120 ribu per kilogram," kata Sri, Kamis, 2 Januari 2025.
Tak hanya rawit merah, Sri menuturkan kenaikan harga juga juga terjadi pada jenis cabai keriting merah yang sekarang tembus Rp80 ribu per kilogram.
Selain itu, cabai jenis rawit ijo juga mengalami kenaikan cukup signifkan yakni mencapai Rp80 ribu per kilogram. Sebelumnya rawit ijo diangka Rp50 ribu per kilogram.
"Keriting merah biasanya cuma Rp40 ribu-Rp45 ribu per kilo. Sekarang udah Rp80 ribu. Naik," katanya.
Sementara cabai jenis merah besar saat ini tembus Rp80 ribu per kilogram. Harga ini juga naik dari sebelumnya yakni hanya Rp40 ribu-Rp50 ribu per kilogram.
Sri menambahkan, untuk bawang merah dan bawang putih masih stabil. Bawang merah masih dijual Rp50 ribu per kilogram, lalu bawang putih dijual Rp45 ribu-Rp55 ribu per kilogram.
Baca Juga: Viral, Pria Diduga Pungli Marah-marah ke Pedagang Pizza di Bogor karena Tak Sabar Antre
Dikeluhkan Pedagang
Sri berujar kenaikan harga cabai berdampak kepada omzet pedagang meski tidak terlalu signifikan. Meksi harga melambung, ia tak menampik jika pembeli masih ada.
"Kalau misal 2 hari belanja Rp5 juta, dapat Rp5 juta lebih, tapi buat belanja lagi gak dapat," kata dia.
Sri biasanya menyiasati dengan cara mengurangi jumlah pembelian untuk stok. Misalnya seperti yang seharusnya membeli tujuh kilogram cabai untuk dijual, kini harus dikurangi menjadi lima kilogram saja.
Hal sama dikeluhkan pedagang sayur mayur di Pasar Palmerah, Dewi. Ia berujar kenaikan harga berdampak kepada pedagang tradisional seperti dirinya.
"Kadang mau buat belanja lagi itu bingung. Makanya disiasati aja, dikurangin stoknya, disesuaikan harga jualnya," kata Dewi.