POSKOTA.CO.ID - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi, menyebut tingginya harga cabai yang telah menembus Rp90 ribu per kilogram dan komoditas lainnya jelang tahun baru 2025 disebabkan karena beberapa faktor.
"Kenaikan terjadi disebabkan karena faktor permintaan di saat Nataru tinggi, karena berbarengan dengan libur sekolah hingga rumah tangga konsumsi lebih banyak," kata Kasie Analisis Perdagangan Disdagperin Kota Bekasi, Eko Wijatmiko saat dikonfirmasi Poskota.co.id, Senin, 30 Desember 2024.
Selain itu, fluktuasi cuaca yang berubah-ubah pada beberapa bulan terakhir turut mempengaruhi harga bahan pokok.
"Serta faktor cuaca juga berpengaruh terhadap pada panen cabai," katanya
Eko menjelaskan, penurunan harga terhadap lonjakan yang terjadi saat momentum Nataru ini, di prediksi teejadi pada pertengahan Januari.
Namun, kenaikan akan berpotensi kembali, lantaran Februari sudah masuk ke bulan puasa ramadhan.
"Jadi, setelah liburan ini bisa terjadi penurunan lagi. Di pertengahan Januari sudah normal kembali, nanti jelang puasa di Februari pasti ada kenaikan kembali," kata dia.
Koordinasi dan kerjasama antar pihak, kata dia, menjadi salah satu upaya menekan tingginya harga bahan pokok saat ini.
"Pemerintah kota melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) melakukan kerja sama antar daerah dari daerah pemasok yang surplus," ujarnya.
Sebelumnya, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Baru, bernama Sofyan 42 tahun, mengatakan, harga cabai rawit melonjak tinggi sejak sepekan terakhir.
"Sekarang ini cabai rawit merah 90 ribu per kilogramnya, ini udah seminggu naiknya," ucap Sofyan di lokasi.