Korban Kebakaran Kemayoran Jakpus Butuh Sembako, Sartiman: Baru Terima Mie Sekardus

Sabtu 14 Des 2024, 19:56 WIB
Anak-anak berada di antara puing-puing bangunan bekas kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Desember 2024. (Poskota/Ali Mansur)

Anak-anak berada di antara puing-puing bangunan bekas kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Desember 2024. (Poskota/Ali Mansur)

POSKOTA.CO.ID - Hampir setengah jam, Sartiman (41) duduk termenung di antara puing-puing sisa bangunan rumahnya yang ludes dilahap si jago merah dalam kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).

Hanya pakaian di badan dan dokumen penting yang bisa Sartiman selamatkan dari kobaran api. Bahkan saking tak tersisanya, ia tidak bisa mengais sisa-sisa hartanya.

"Alhamdulillah masih ada yang bisa diselamatkan. Waktu itu orang Damkar biarkan saja (barang-barang) yang penting nyawa. Kalau Pakaian, perabot semuanya ludes jadi abu," ucap Sartiman dengan terbata-bata saat ditanya Poskota.co.id, Sabtu, 14 Desember 2024.

Bapak tiga anak itu bercerita, saat kejadian dirinya tengah menunggu dagangannya yang baru laku dua piring. Sartiman mengaku sempat merasa tenang, karena kobaran api masih jauh dari rumahnya dan mobil pemadam pun sudah tiba di lokasi kebakaran.

"Tapi saya rasanya waktu itu angin kenceng banget, api cepat menjalar. Ditambah air (dari mobil pemadam) habis. Istri lagi tidur langsung bangun dan nangis, saya bilang cepat-cepat keluar, bawa surat-surat (dokumen)," timpalnya.

Saat ini, anak dan istrinya tinggal di tenda pengungsian. Sartiman berharap masih mendapatkan bantuan sembako dan uang tunai dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atau pihak terkait.

Sebab, hingga empat hari setelah kejadian, para korban baru mendapatkan bantuan mie sebanyak satu kardus. Meski memang untuk makan dan minum sehari-hari sudah tercukupi.

"Itu saya dapetnya baru Indomie kemasan, satu kardus. Itu semua, bukan saya saja. Mau jualan lagi juga gimana enggak ada uang, semua perabotan untuk jualan habis terbakar," keluhnya.

Keberatan Direlokasi

Sehari-hari, Sartiman dan istrinya berjualan nasi di rumahnya dan di pinggir jalan raya saat malam hari. Oleh karena itu, ia menolak wacana relokasi ke tempat lain atau Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) meski tempat lebih layak.

Ia berpendapat, tidak mudah untuk memulai jualan di tempat baru, ditambah anak-anaknya juga masih bersekolah di tempat lama.

"Kalau yang enggak punya anak sih enak-enak aja. Nyari uang juga susah kalau kita harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Kalau di sini kan ibaratnya kita cuma nerusin," beber pria asal Wonosobo itu.

Kendati demikian, Sartiman menegaskan, warga RW 05 Kebon Kosong, Kemayoran masih menunggu keputusan terkait tempat tinggal. Hingga sekarang, belum ada pembicaraan warga yang terdampak kebakaran bakal direlokasi atau rumahnya dibangun kembali.

"Sampai hari ini, tidak ada pembicaraa direlokasi atau dibuat rumah lagi. Tapi kami di sini semua berharap bisa kembali ke rumah (dibangun lagi). Kalau bangun rumah sendiri selain tidak bisa karena tanah pemerintah juga tidak ada uang," jelasnya.

Untuk itu, Sartiman meminta Pemprov DKI Jakarta segera memberikan kepastian. Sebab, bagaimana pun juga, ia tidak ingin keluarganya tinggal berlama-lama di tenda pengungsian di lapangan Jusuf Hamka, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Secepat dipastikan jangan lama-lama kita di pengungsian. Mau mandi, ngantri, MCK-nya enggak sesuai apa yang kita inginkan. Kasihan kan anak-anak," keluhnya.

Dalam peristiwa kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Desember 2024, ratusan bangunan tempat tinggal hangus. Akibat kebakaran itu, sebanyak 594 keluarga dengan total 1.520 jiwa terdampak.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update