Petugas Pemadam Kebakaran saat melakukan pendinginan pasca kebakaran yang terjadi pada lapak bekas gusuran di Jalan Salemba  Raya, Senen, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024. (Poskota/Ahmad tri Hawaari)

Jakarta

Pemukiman Padat di Jakarta Langganan Si Jago Merah, Pakar: Perlu Pemetaan Ulang

Jumat 06 Des 2024, 23:06 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menyoroti masalah kebakaran yang sering melanda pemukiman padat penduduk di Jakarta.

Yayat menilai, munculnya si jago merah di pemukiman padat penduduk kerap disebabkan hubungan arus pendek listrik alias korleting ditambah tipe bangunan yang mudah terbakar.

"Kalau listrik yang menjadi penyebab utamanya hampir 70-80 persen, ini menunjukkan ada permasalahan dengan instalasi listrik. Apalagi ada yang instalasi kelistrikannya Spanyol, alias separoh nyolong," kata Yayat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat, 6 Desember 2024.

Yayat mengungkapkan, meski kebakaran sudah menjadi bahaya laten di Jakarta, tapi tidak mustahil untuk dicegah. Selain kesadaran masyarakat itu sendiri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, termasuk memetakan kembali wilayah kebencanaan.

"Perlu pemetaan, dipetakan ulang, mana kampung yang punya tingkat risiko bencana kebakaran tinggi, kawasan yang padat penduduk, kawasan bangunan-bangunan yang kira-kira masih semi permanen dengan pemasangan utilitas dan stabilitas rumahnya itu masih sangat sederhana," ujarnya.

Selain dilakukan pemetaan, kata Yayat, perlu adanya pendampingan di tingkat RT atau RW terkait pencegahan kebakaran, mulai pemasangan utilitas listrik, khususnya pemilihan perangkat seperti kabel, stop kontak, hingga MCB yang harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Jangan menambah pemasangan beban baru kalau tanpa MCB atau tanpa pengamanan itu juga berbahaya. Harus dibangun kesadaran bahwa kelalaian itu bisa kelalaian seseorang itu bisa membawa bencana kepada semuanya," terangnya.

Di samping itu, pemukiman yang padat juga menyumbang tingginya angka kebakaran di Jakarta. Maka tidak heran hampir semua jenis kebakaran terjadi di pemukiman padat.

Bahkan kerapatan di pemukiman padat di Jakarta mencapai 16-20 ribu orang per 1 kilometer persegi. Saking padatnya, katanya, banyak masyarakat yang bergantian untuk sekadar tidur.

"Sehingga orang memaksimalkan untuk menambah bangunan menambah instalasi segala macam itu tanpa memperhatikan aspek keselamatan," kata Yayat.

Menurut Yayat, musibah kebakaran lebih berbahaya daripada banjir yang juga masih langganan di Jakarta, karena kerugian masih bisa diselamatkan. Sementara itu, musibah kebakaran kerap menelan korban jiwa.

"Tapi kalau kebakaran itu bukan miskin lagi tapi minus, orang bisa tidak punya apa-apa jadi mitigasi itu adalah penting untuk dilakukan," ucapnya.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
kebakaranpemukiman-padatJakartabanjir

Ali Mansur

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor