Pemprov Jakarta Diminta Serius Cegah Kebakaran Akibat Korsleting Listrik

Selasa 03 Des 2024, 22:43 WIB
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu. (Poskota/Pandi)

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu. (Poskota/Pandi)

POSKOTA.CO.ID - DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk serius mencegah kebakaran yang disebabkan korsleting listrik.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu menyampaikan, persoalan tersebut harus diatasi secara komprehensif. "Pemprov DKI Jakarta perlu mengambil langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa," kata Kevin melalui pesan singkat, Selasa, 3 Desember 2024.

Salah satu usulan DPRD adalah memperkuat pengawasan dan penertiban instalasi listrik di wilayah padat penduduk. Menurut Kevin, langkah ini harus dilakukan dengan menggandeng PT PLN untuk memastikan bahwa instalasi listrik di permukiman memenuhi standar keamanan.

"Mengingat tingginya risiko korsleting di lingkungan dengan jaringan listrik yang tidak memadai," tuturnya.

Selain penertiban, Pemprov DKI juga perlu meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan listrik yang aman, termasuk bagaimana memelihara instalasi listrik di rumah dan mengenali tanda-tanda bahaya listrik.

Upaya ini harus diintegrasikan dengan pelatihan kebencanaan bagi warga di wilayah rawan kebakaran, sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk mencegah dan menangani potensi kebakaran sejak dini.

"Kolaborasi antara Pemprov, PT PLN, dan masyarakat menjadi kunci untuk menekan angka kebakaran dan meminimalkan kerugian serta dampak fatal yang ditimbulkan," tandasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat 677 kasus kebakaran terjadi di wilayah Jakarta sepanjang Januari-Oktober 2024 dengan total kerugian mencapai Rp292 miliar. Adapun faktor korsleting atau arus pendek listrik masih menjadi penyebab utama kebakaran di wilayah Jakarta.

Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji menegaskan, data itu merujuk pada pendataan kasus kebakaran yang sampai mendirikan posko BPBD. Dari 677 kasus kebakaran dilaporkan 705 RT dari 678 RW terdampak dengan jumlah sebanyak 2.553 KK dengan 8.074 jiwa.

Masih berdasarkan data, korsleting atau arus pendek listrik mendominasi kasus kebakaran yaitu sebanyak 463 kasus dari 677 kejadian kebakaran. Kemudian tabung gas 31 kasus, pembakaran sampah 12 kasus, lilin 1 kasus, dan penyebab lain yaitu 170 kasus.

Adapun kebakaran menghanguskan 1.115 rumah tinggal hangus, 243 bangunan semi permanen, 36 gedung, 57 gudang, dan 276 kios atau ruko, 48 kendaraa, dan 99 material lain. Tak hanya kerugian materi, kebakaran juga menyebabkan 28 orang meninggal, 22 luka berat, 179 luka ringan, hingga 6.101 jiwa yang mengungsi.

Berita Terkait
News Update