Tak sampai disitu, Hasto juga mengatakan ambisi presiden ke-7 itu berlanjut dalam penyelenggaraan Pilkada 2024 di wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang diikuti menantunya, Bobby Nasution
Hasto menduga jika Jokowi berupaya menjegal lawan politik Bobby, Edy-Hasan lewat penggunaan aparat negara atau Partai Cokelat.
“Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi seharusnya berkonsentrasi secara sehat. Tetapi ada mobilisasi dari apa disebut sebagai partai cokelat,” katanya.
Menurutnya, Jokowi tanpa adanya dukungan dari ‘Partai Cokelat’ tidak ada pengaruh apapun. Dengan instrumen itu, Jokowi masih memiliki kekuasaan politik hingga saat ini.
“Pak Jokowi tanpa dukungan Partai Cokelat bukan siapa-siapa. Tapi justru instrumen kekuasaan itulah yang akhirnya dimainkan dan kemudian akan terjadi keanehan,” katanya.
Ia berharap kedepannya marwah Polri bisa kembali dan lebih baik lagi sebagaimana posisinya sebagai penegak hukum dan keadilan.
“Kalau saya kritik ini jangan teman-temen polri marah. Kita ingin mengembalikkan marwahnya Polri pada kesejatiannya berasal dari rakyat yang presisinya menegakan hukum, menegakan keadilan. Bukan presisi sebagai hulu halang dari sang raja,” katanya.
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan follow WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.