Ilustrasi. Berikut ini adalah dampak biduran terhadap kesehatan yang penting untuk diketahui. (Freepik)

Kesehatan

Inilah Dampak Biduran bagi Kesehatan, Simak Cara Mencegah dan Mengobatinya

Selasa 19 Nov 2024, 19:22 WIB

POSKOTA.CO.ID - Biduran atau urtikaria mungkin akan sangat menganggu aktiviats penderitanya.

Pasalnya, kondisi ini terjadi pada kulit yang ditandai dengan munculnya bentol atau gatal-gatal pada kulit akibat pembengkakan pada lapisan kulit paling atas, yaitu dermis.

Reaksi ini biasanya disebabkan oleh pelepasan histamin dari sel mast dalam tubuh sebagai respons terhadap alergen atau rangsangan lain, seperti infeksi, stres, atau faktor lingkungan.

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. 

Biduran dapat bersifat akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) atau kronis (berlangsung lebih dari 6 minggu).

Sehingga, penting untuk mengenai dampaknya agar lebih waspada.

Meskipun pada beberapa kondisi biduran masih bisa teratasi dengan cepat, namun tak sedikit juga orang yang mengeluhkan kondisi ini dalam jangka panjang.

Berikut ini adalah dampak biduran terhadap kesehatan yang penting untuk diketahui.

Dampak Biduran terhadap Kesehatan

- Ketidaknyamanan Fisik: Bentol-bentol yang muncul akibat biduran bisa sangat gatal dan menyebabkan rasa tidak nyaman. 

Jika gatal digaruk terus-menerus, dapat menyebabkan iritasi atau infeksi pada kulit.

- Gangguan Tidur: Gatal yang berkelanjutan pada malam hari bisa mengganggu tidur, sehingga mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. 

Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, peningkatan stres, dan penurunan kualitas hidup.

- Stres Emosional: Orang dengan biduran, terutama jika berlangsung dalam waktu lama, dapat merasa stres, cemas, atau malu, terutama jika ruam terlihat jelas di wajah atau bagian tubuh lainnya.

- Kondisi yang Lebih Serius: Pada kasus yang jarang terjadi, biduran bisa disertai dengan reaksi anafilaksis (alergi berat), yang dapat berbahaya jika tidak segera diobati. 

Anafilaksis menyebabkan pembengkakan saluran pernapasan, kesulitan bernapas, dan penurunan tekanan darah yang bisa mengancam nyawa.

Tanda dan Gejala Biduran

- Bentol Merah atau Putih: Bentol-bentol ini muncul dengan ukuran yang bervariasi, biasanya berwarna merah atau putih, dan sering kali dikelilingi oleh kulit yang lebih pucat. 

Bentol tersebut dapat bergerak atau berubah tempat dalam waktu yang relatif cepat.

- Gatal: Gatal adalah gejala utama yang dirasakan pada penderita biduran. 

Gatal ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan kadang-kadang sangat intens, menyebabkan keinginan untuk menggaruk.

- Pembengkakan pada Kulit: Beberapa orang juga mengalami pembengkakan pada kulit yang lebih dalam (angioedema), terutama di sekitar mata, bibir, atau tangan. 

Pembengkakan ini bisa berlangsung lebih lama dari bentol dan bisa sangat menyakitkan.

- Nyeri atau Sensasi Terbakar: Pada beberapa kasus, selain gatal, biduran juga dapat disertai dengan rasa nyeri atau sensasi terbakar di area yang terkena.

- Gejala Sistemik (Tanda-tanda Reaksi Alergi): Beberapa orang dengan biduran bisa merasakan gejala tambahan seperti pusing, mual, atau bahkan sesak napas jika terjadi reaksi alergi yang lebih parah (misalnya, anafilaksis).

Penelitian Terkait Biduran

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan bahwa sekitar 0,5 persen hingga 1 persen populasi dunia mengalami urtikaria akut setiap tahunnya. 

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa sekitar 0,2 persen hingga 1 persen dari populasi global mengalami urtikaria kronis. 

Studi ini menyoroti pentingnya pengelolaan kondisi ini dengan baik, karena dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup.

Penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab dan pengobatan biduran juga terus berkembang. Salah satunya adalah studi mengenai penggunaan antihistamin dalam mengelola gejala biduran. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan di British Journal of Dermatology menemukan bahwa antihistamin generasi kedua lebih efektif dalam mengurangi gejala biduran dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama, yang sering menimbulkan rasa kantuk.

Cara Mencegah dan Mengobati Biduran

- Hindari Pemicu: Jika Anda mengetahui bahwa Anda memiliki pemicu tertentu untuk biduran (seperti makanan tertentu, obat-obatan, atau stres), sebisa mungkin hindari faktor tersebut.

- Mengelola Stres: Mengurangi stres melalui teknik relaksasi, yoga, atau meditasi dapat membantu mencegah kambuhnya biduran yang dipicu oleh faktor psikologis.

- Pengobatan Antihistamin: Obat antihistamin, baik yang dijual bebas maupun resep dokter, dapat membantu mengatasi gatal dan ruam yang muncul. Pastikan mengikuti dosis yang dianjurkan oleh dokter.

- Kompres Dingin: Mengompres area yang terpapar dengan kain dingin dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan pada kulit.

- Pakaian Longgar dan Nyaman: Pakaian ketat atau berbahan kasar dapat memperburuk iritasi kulit. 

Gunakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang lembut untuk mengurangi risiko terjadinya biduran.

- Konsultasi dengan Dokter: Jika biduran tidak kunjung hilang atau gejalanya semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. 

Dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat, seperti kortikosteroid, atau merekomendasikan pengobatan lainnya.

- Imunoterapi atau Terapi Biologis: Dalam beberapa kasus biduran kronis yang tidak dapat diatasi dengan antihistamin, dokter mungkin akan mempertimbangkan terapi biologis, seperti omalizumab, untuk mengontrol reaksi alergi yang berulang.

Itulah informasi terkait dampak biduran terhadap kesehatan, jadi jika Anda mengalami hal demikian sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli.

Tujuannya yakni untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar segera pulih. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
Kesehatanbidurandampakcara mencegahmengobati

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor