POSKOTA.CO.ID - Sesak nafas merupakan gangguan kesehatan yang bisa menghambat aktivitas penderitanya.
Sesak nafas ini bisa disebabkan oleh beragam faktor, baik alergi dingin maupun asma.
Selain itu, masih banyak penyebab lainnya terkait sesak nafas.
Namun tak sedikit orang yang merasa sulit membedakan sesak nafas karena asma dan alergi dingin.
Seperti diketahui bahwa beberapa orang dengan alergi dingin merasakan juga sesak nafas.
Dengan demikian, Anda perlu memahami perbandingan antara alergi dingin dan sesak nafas.
Tujuannya yakni agar bis amenangani konsisi tersebut secara tepat.
Sebagai informasi, alergi dingin adalah reaksi tubuh yang terjadi ketika seseorang terpapar suhu dingin atau perubahan suhu yang mendadak.
Meskipun tidak sesering alergi lainnya (seperti alergi debu atau makanan), kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak nafas, gatal-gatal, ruam kulit, atau bahkan reaksi lebih parah seperti syok anafilaksis pada beberapa orang.
Gejala Alergi Dingin:
- Sesak nafas atau kesulitan bernapas setelah terpapar dingin, seperti saat berada di luar ruangan saat cuaca dingin.
- Ruam kulit, gatal-gatal, atau pembengkakan, terutama pada area yang terpapar udara dingin (misalnya, wajah atau tangan).
- Gatal-gatal di bagian tubuh yang terkena suhu dingin.
Pembengkakan bibir atau tenggorokan pada beberapa orang.
Asma adalah penyakit kronis yang memengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas, yang mengarah pada gejala seperti batuk, sesak nafas, dan mengi (bunyi napas yang berbunyi seperti siulan).
Asma biasanya dipicu oleh faktor-faktor tertentu, seperti alergi, infeksi saluran pernapasan, atau paparan terhadap polusi dan asap rokok.
Gejala Asma:
- Sesak nafas atau kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik atau saat terpapar pemicu tertentu seperti alergen (misalnya debu, bulu hewan) atau udara dingin.
- Mengi, atau bunyi siulan pada pernapasan.
- Batuk kronis, terutama pada malam hari atau saat bangun tidur.
- Sensasi dada yang terasa tertekan atau berat.
Perbandingan Sesak Nafas Akibat Alergi Dingin dan Asma
a. Pemicu Gejala
Alergi Dingin
Gejala alergi dingin biasanya dipicu oleh paparan langsung terhadap udara dingin atau perubahan suhu mendadak.
Orang dengan alergi dingin akan merasa sesak nafas, gatal-gatal, atau bahkan pembengkakan setelah beraktivitas di luar ruangan pada cuaca dingin.
Sebagai contoh, gejalanya dapat muncul saat seseorang keluar ke luar ruangan dalam cuaca dingin atau setelah terpapar angin dingin.
Asma
Gejala asma bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk alergen (debuan, bulu hewan, serbuk sari), infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik, atau faktor lingkungan seperti asap atau polusi udara.
Meskipun udara dingin dapat memperburuk asma, asma dapat terjadi bahkan tanpa adanya paparan dingin langsung.
b. Waktu dan Durasi Gejala
Alergi Dingin
Gejala alergi dingin cenderung muncul segera setelah terpapar udara dingin dan dapat berlangsung selama paparan berlangsung atau beberapa saat setelahnya.
Namun, setelah seseorang kembali ke tempat yang lebih hangat, gejalanya biasanya mereda.
Asma
Gejala asma dapat berlangsung lebih lama dan tidak selalu berhubungan dengan paparan suhu dingin.
Gejala asma lebih sering muncul sebagai respons terhadap pemicu spesifik, dan cenderung lebih parah pada malam hari atau setelah beraktivitas fisik.
c. Mengi (Wheezing)
Alergi Dingin
Mengi jarang terjadi pada alergi dingin. Jika ada, biasanya disertai dengan pembengkakan pada tenggorokan atau kesulitan bernapas, tetapi tidak sejelas pada kasus asma.
Asma
Mengi adalah gejala khas asma, yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Suara siulan ini biasanya terdengar jelas ketika seseorang bernapas, terutama saat mengeluarkan napas.
d. Respon terhadap Obat-obatan
Alergi Dingin
Pengobatan alergi dingin biasanya melibatkan antihistamin atau dekongestan untuk meredakan reaksi alergi.
Namun, obat-obatan ini tidak selalu efektif untuk mengatasi sesak nafas.
Asma
Pengobatan utama untuk asma adalah bronkodilator (seperti salbutamol) yang membantu membuka saluran napas dan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan saluran napas.
Obat-obatan ini biasanya sangat efektif dalam mengatasi gejala asma.
e. Riwayat Medis dan Diagnosis
Alergi Dingin
Biasanya, orang yang mengalami alergi dingin memiliki riwayat alergi lainnya, seperti alergi terhadap makanan, debu, atau serbuk sari.
Diagnosis alergi dingin sering kali didasarkan pada gejala yang muncul setelah terpapar dingin dan dapat diperkuat dengan tes kulit atau tes darah untuk alergi.
Asma
Asma biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes fungsi paru (seperti spirometri), dan evaluasi riwayat medis.
Riwayat keluarga dengan asma atau alergi juga sering ditemukan pada penderita asma.
Penelitian Ilmiah
Studi oleh J. L. Bousquet dkk. (2005) menemukan bahwa meskipun alergi dingin dapat menyebabkan gejala serupa dengan asma, mekanisme yang mendasari keduanya berbeda. Alergi dingin melibatkan reaksi histamin dan peradangan lokal, sementara asma melibatkan peradangan saluran napas kronis dan penyempitan saluran napas.
Penelitian oleh V. F. Chavarria et al. (2011) menunjukkan bahwa sesak nafas yang disebabkan oleh alergi dingin lebih sering terjadi pada individu dengan riwayat alergi lainnya, seperti rinitis alergi, sedangkan asma lebih terkait dengan hiperresponsivitas saluran napas terhadap berbagai pemicu, termasuk infeksi dan alergen.
Studi oleh N. M. Lee et al. (2017) mengungkapkan bahwa bronkodilator yang digunakan untuk asma dapat memberikan perbaikan signifikan pada gejala sesak nafas yang disebabkan oleh asma, tetapi tidak efektif untuk gejala yang diinduksi oleh alergi dingin.
Itulah informasi mengenai perbandingan sesak nafas akibat alergi dingin dan asma, yang bisa dipahami agar bisa ditangani dengan tepat. (*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.