Kopi Pagi: Tantangan dan Peluang Ke Depan

Kopi Pagi

Kopi Pagi: Tantangan dan Peluang Ke Depan

Kamis 24 Okt 2024, 07:03 WIB

“..tantangan memang cukup beragam boleh jadi kompleks, karenanya harus mulai mengurai dari hal yang paling sederhana. Ibarat mendaki gunung, kita tapaki dari yang paling bawah, baru menuju puncak.”

-Harmoko-

Banyak yang menilai, tantangan pemerintahan Prabowo ke depan begitu berat.

Tak hanya persoalan ekonomi dalam negeri yang harus banyak dibenahi, juga penguatan hak asasi dan kehidupan demokrasi, swasembada pangan dan energi, serta pemberantasan korupsi. Ditambah lagi dibayangi situasi dunia yang masih belum pasti.

Namun, seberat apa pun tantangan yang dihadapi, harus tetap dilalui dengan selamat, karena kita semua sangat berkeinginan negerinya tak hanya semakin maju dan jaya serta sejahtera, juga terhormat dan bermartabat.

Di sisi lain, sering dikatakan di balik tantangan terdapat peluang. tak ubahnya, di balik kesulitan terdapat kemudahan. Di balik kegagalan terdapat kesuksesan, di balik hal negatif, terdapat yang positif. Di balik keburukan terdapat kebaikan.

Yang diperlukan adalah kemampuan kita menangkap dan mencermati tantangan, kemudian mencarikan jalan keluarnya sehingga yang sulit menjadi mudah, yang gagal menjadi sukses. Lebih-lebih, mengubah tantangan menjadi peluang.

Itulah mengapa tak sedikit tokoh hebat, acap menciptakan tantangan karena menyadari dengan menciptakan tantangan, sejatinya tengah membuka peluang guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Tokoh-tokoh hebat dunia, baik ilmuwan, negarawan, olahragawan, politikus, pengusaha, dan siapapun juga  meraih sukses karena adanya tantangan yang dihadapi.

Tantangan acap diciptakan berada di hadapannya, dan di lingkungan sekitarnya.

Mereka menjadi hebat dan unggul karena ada pesaing dan mampu menghadapi persaingan. Tanpa pesaing, apa pun atau siapapun tidak akan menjadi hebat.

Kita tahu, mewujudkan “Astacita” berikut 17 aksi sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto, tak akan semudah membalik telapak tangan. Lebih-lebih program yang menyedot banyak anggaran, tentu akan penuh dengan rintangan dan tantangan.

Tetapi dengan merujuk bahwa di balik tantangan terdapat peluang, boleh jadi, kita maknai bahwa visi misi itu yang penuh beragam tantangan untuk mengimplementasikannya, tak ubahnya menciptakan peluang besar menuju visi Indonesia Emas 2045.

Itulah sebabnya orang bijak mengajarkan bahwa perbedaan antara tantangan dan peluang terletak pada bagaimana kita menyikapi.

Bagaimana kita memandangnya dan munculnya keyakinan diri bahwa dalam kehidupan akan selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan.

Keyakinan inilah yang menjadi modal utama mewujudkan visi menuju Indonesia baru. Indonesia yang tangguh karena mampu berswasembada pangan, energi dan air.

Negara hadir melindungi rakyatnya terbebas dari kemiskinan dan pengangguran. Mampu mengelola kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk para pengelolanya dan pemodalnya.

Hendaknya keyakinan ini dimiliki juga para pembantu presiden yang duduk dalam kabinet, tak kalah pentingnya oleh kita semua guna menumbuhkan kepercayaan.

Sebab, esensi dari kepemimpinan adalah adanya kepercayaan publik. Melalui kepercayaan inilah pemerintah semakin memiliki kekuatan besar untuk menyelesaikan beragam tantangan dalam mewujudkan cita-citanya.

Dapat dikatakan prasyarat menghadapi tantangan dengan menciptakan peluang baru karena adanya keyakinan, kepercayaan diri dan dukungan publik.

Itulah sebabnya, suasana penuh tantangan disebut juga karunia karena tantangan akan memacu semangat untuk bekerja maksimal dan berupaya sungguh-sungguh.

Agama apa pun mengajarkan agar kita senantiasa bersungguh – sungguh dalam ucapan, sikap dan perbuatan, termasuk ketika berusaha atau berikhtiar mencapai tujuan Indonesia Baru dan Maju.

Tak berlebihan sekiranya upaya sungguh-sungguh  untuk mencapai tujuan  bangsa, sudah dipesankan oleh para leluhur kita yang terkristal melalui butir-butir falsafah bangsa.

Butir ke - 11 sila kelima falsafah bangsa, secara tegas mengajak anak bangsa untuk jangan segan, apalagi takut melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Tidak terbantahkan bahwa tantangan memang cukup beragam boleh jadi kompleks, karenanya harus mulai mengurai dari hal yang paling sederhana, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini. Ibarat mendaki gunung, kita tapaki dari yang paling bawah, baru menuju puncak.

Jika terpeleset atau jatuh dalam pendakian bukanlah kegagalan. Kita mesti bangkit, berpikir sejenak mencari setapak jalan dan segera bertindak, mendaki lagi. Mari ubah tantangan menjadi peluang. (Azisoko).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.  

Tags:
pemerintahan prabowoEKONOMIdemokrasi

Administrator

Reporter

Ade Mamad

Editor