59 Tahun Lalu Sejarah Kelam Negeri ini, G30S/PKI Gerakan Makar Dengan Korban Para Jenderal

Senin 30 Sep 2024, 07:10 WIB
Poster film G-30 S-PKI. (foto: ist)

Poster film G-30 S-PKI. (foto: ist)

POSKOTA.CO.ID - Hari ini 30 September tepat 59 tahun lalu merupakan sejarah kelam negeri ini. Sebuah gerakan yang disebut G30S/PKI atau disebut Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tepatnya pada pada pergantian dari tanggal 30 September atau tanggal 1 Oktober. 

Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI. Sebuah gerakan pengkhianatan yang paling besar terjadi pada bangsa Indonesia.

Misi yang didalangi oleh DN Aidit ini membuat gerakan makar dengan satu komando dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Target mereka adalah menghabisi para jenderal TNI ataupun Polri lalu dibuang ke Lubang Buaya. 

Gerakan tersebut dimulai dari Kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada awalnya mereka mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Awal mula dari gerakan ini hanya bertujuan untuk menculik dan membawa paksa para Jenderal dan juga Perwira ke Lubang Buaya.

Jenderal-jenderal yang dibunuh oleh PKI antara lain Jenderal Karel Satsuit Tubun dan Jenderal Ahmad Yani. Adapun sisa dari Jenderal dan Perwira Tinggi yang tidak dibunuh akhirnya meninggal secara perlahan karena luka dari penyiksaan selama di Lubang Buaya yang terletak di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Sebanyak 6 Jenderal dan satu perwira menjadi korban kebengisan PKI diantaranya, Jenderal Ahmad Yani, 
Mayjen Raden Soeprapto, Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen Donald Isaac Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Pierre Tendean saat itu ikut diculik dan dibunuh karena menyamar sebagai AH Nasution demi menyelamatkan atasannya tersebut 

AH Nasution pun ketika itu berhasil melarikan diri dan selamat dari peristiwa tersebut. Namun nahas, putrinya Ade Irma Nasution terbunuh dalam tragedi tersebut. 

Selain menghabisi jenderal yang ada di Jakarta saat itu, PKI pun turut menghabisi petinggi TNI AD di Yogyakarta yakni dari Korem 072/Pamungkas.

Mereka yang gugur pada peristiwa G30S di Yogyakarta adalah Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo (Brigjen Katamso) dan Kolonel Inf. (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto (Kolonel Sugiyono).

Atas peristiwa G30S/PKI yang menorehkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Akhirnya masyarakat menuntut Presiden Soekarno agar membubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI. Partai PKI yang sempat menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno pada aksi Ganyang Malaysia resmi dibubarkan. 

Lalu Presiden Soekarno memberikan mandat pembersihan pada semua struktur pemerintahannya kepada Mayor Jenderal Soeharto yang dikenal karena suratnya yaitu Surat Perintah 11 Maret 1966.

G30S PKI merupakan sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno serta mengubah Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis.

Pemerintah akhirnya menetapkan keenam jenderal yang sudah disebutkan di atas dan juga Lettu Pierre Tendean kini sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak diresmikannya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar tersebut sudah diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Itulah sejarah singkat dari sebuah Gerakan 30 S PKI yang selalu diperingati setiap tahunnya. Lalu pada keesokan harinya yakni 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Berita Terkait

News Update