POSKOTA.CO.ID - Besok jatuh tanggal 3 September 2024. Dihari tersebut diperingati sebagai Hari Palang Merah Indonesia (PMI).
Presiden Pertama Indonesia Soekarno merupakan yang mencetuskan hari tersebut sebagai peringatan PMI.
PMI merupakan salahsatu organisasi kemanusiaan yang paling berjasa. Hal ini sesuai dengan yang terkandung dalam Pasal 1 UU 1/2018, karya di bidang kemanusiaan seperti PMI disebut sebagai karya kepalangmerahan.
Dimana organisasi tersebut bersifat bebas dari keberpihakan terhadap kelompok seperti politik, ras, etnis, ataupun agama.
Adapun ketidakberpihakan tersebut juga merupakan tujuan prinsip dasar dari gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang menjadi dasar pelayanan PMI.
Namun banyak masyarakat pun yang memperingati Hari Palang Merah Indonesia jatuh pada tanggal 17 September.
Pada tanggal tersebut, perhimpunan PMI berhasil dibentuk dan mulai merintis kegiatannya dengan membantu korban perang revolusi kemerdekaan.
Sehingga, PMI baru disahkan secara nasional melalui Keppres No.2 25 Tahun 1959 dan diperkuat dengan Keppres No. 246 tahun 1963.
Untuk itu, peringatan PMI menjadi dua perbedaan yakni 3 September dan 17 September.
Sejarah Panjang PMI di Negeri Ini
Awal dimulainya sejarah PMI saat pada kolonial Belanda tahun 1873 berdiri sebuah organisasi Palang Merah Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruiz Afdeling Indie (NERKAI).
Tetapi ketika Indonesia diduduki Jepang, oleh mereka organisasi tersebut dibubarkan.
Baru ketika pada tahun 1932, Palang Merah Indonesia kembali didirikan dan dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djoha.
Kemudian PMI pun memperoleh dukungan luas dari kalanga pemuda Indonesia shingga terus berupaya membawanya ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940.
Rancangan PMI tersebut mendapat penolakan mentah-mentah oleh Belanda. Bahkan pribumi ketika itu dikucilkan dan dianggap tidak mengerti seperti apa maksud kemanusiaan.
Tetapi 17 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, yakni pada 3 September 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk badan kemanusian, Palang Merah Indonesia.
Atas perintah tersebut, Dr. Buntaran yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI Kabinet pertama akhirnya membentuk panitia perancangan PMI.
Adapun panitia yang ditunjuk terdiri dari dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana, dr Marzuki, dr. Sitanala (anggota).
Perhimpunan PMI kemudian berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan mulai merintis kegiatan kemanusian dengan membantu korban-korban perang dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang.
Hingga saat ini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi /Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II dan mendapat dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.