Dinamika politik jelang pilkada terus menggejala, lebih-lebih setelah keluar putusan MK soal ambang batas pencalonan kepala daerah (cakada) dan batas usia cakada.
Dinamika politik adalah bentuk dari adanya gairah masyarakat ikut serta dalam menyukseskan gelaran pilkada serentak 27 November 2024.
Kalau kemudian di dalamnya terdapat perbedaan pendapat, itu juga bagian dari dinamika demokrasi.
“Mendingan kita tidak ngomongin soal politik karena situasinya lagi dinamis banget,“ kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Jadi ngobrolin apa? Soal harga juga bikin kepala pusing, jika tidak stabil, apalagi kalau terus – terusan naik,” kata Yudi.
“Ngomongin soal politik nggak masalah, itu kan bagian dari dinamika kehidupan. Yang penting harus tetap saling menghargai dan saling menghormati, bukan saling mencaci dan membenci,” kata mas Bro menengahi.
“Sepakat kita boleh ngomongin dinamika politik jelang pilkada yang penting jaga emosi, jangan baperan, jangan pula kebablasan sehingga menimbulkan ketersinggungan,” kata Heri.
“Ya kita perlu menjaga pertemanan, meski beda pilihan. Situasi kondusif di lingkungan kita harus tetap kita jaga. Siapa lagi kalau bukan kita sendiri,” kata ma Bro.
“Betul stabilitas politik secara nasional dapat dibangun dari mulai lingkup terkecil, lingkungan kita masing – masing,” kata Yudi.
“ Ini sejalan dengan ajakan Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto yang mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjaga stabilitas politik, hukum dan keamanan menjelang Pilkada,” kata Heri.
“Tetapi, tak kalah pentingnya adalah penyelenggara pemilu dan badan pengawas pemilu yang harus menjalankan fungsi dan tugasnya secara baik dan benar. Sedikit saja melenceng akan menimbulkan ketidakpuasan,” kata Yudi.
“Betul netralitas bukan hanya bagi ASN, dan pejabat daerah, tetapi bagi penyelenggara pilkada itu sendiri. Terlihat adanya keberpihakan terhadap kontestan tertentu, dapat memunculkan gangguan stabilitas politik,” kata mas Bro.
“Dinamika politik wajar saja, dinamis boleh, tetapi hendaknya tetap kondusif,” kata Heri. (Joko Lestari).