Obrolan Warteg: Gak Boleh Berandai-andai

Sabtu 24 Agu 2024, 05:17 WIB
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

SITUASI sepanjang Jumat kemarin kembali sejuk, setelah Kamis, 22 Agustus 2024 lalu, sedikit memanas. Arus lalu lintas di sekitar kawasan Senayan, utamanya depan gedung wakil rakyat, terpantau lancar.

“Apanya yang sejuk, sejak pagi udara sudah panas.Hawanya sumuk dan tambah gerah saja. Apalagi siang hari kian menyengat.” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Itu kan cuaca karena musim kemarau yang matahari cukup terik di siang hari,” kata Yudi.

“Lah kan begitu adanya situasi cukup panas,” ujar Heri.

“Maksudnya bukan kondisi cuaca kali, tetapi situasi politik, utamanya di Jakarta. Jumat kemarin sekitar kawasan Senayan, utamanya depan gedung wakil rakyat terlihat lengang, setelah sehari sebelumnya dipenuhi massa pendemo,”  kata Yudi.

“Oh itu maksudnya, aku pikir kondisi cuaca sepanjang pekan ini memang terasa lebih menyengat,” jelas Heri.

“Kalau bicara soal hawa panas saat ini memang lagi puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Juli dan Agustus,” kata mas Bro.

“Mengapa kalau musim kemarau cuaca menjadi panas ya?,” kata Heri.

“Ya, karena nggak diguyur hujan. Kalau ada hujan sangatlah minim, berarti yang terjadi terik. Banyak panasnya ketimbang dinginnya,” kata Yudi.

“Kalau itu sih semua orang juga paham. Tetapi penyebab terjadinya musim kemarau, kenapa?, Kamu tahu nggak Bro?,” kata Heri.

“Musim kemarau itu disebabkan oleh angin muson yang tertiup angin dari Benua Australia. Dalam kondisi ini, angin muson timur membawa hawa panas yang berasal dari gurun Australia. Kemudian angin tersebut bergerak melewati Indonesia sehingga wilayah Nusantara mengalami musim kemarau,” urai mas Bro.

Berita Terkait
News Update