JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi simbolis di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024.
Pantauan di lokasi, puluhan mahasiswa dari beberapa universitas berkumpul di kawasan Patung Kuda. Mereka melakukan aksi teatrikal.
Mahasiswa tampak berorasi hingga membuat semacam kuburan yang menandakan bahwa reformasi selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mati.
Adapun unjuk rasa digelar mulai sekitar pukul 13.00. Hingga pukul 17.52 WIB, puluhan mahasiswa membubarkan diri dengan meninggalkan kuburan yang dibakar.
Ketua BEM Unpad, Fawwaz Ihza Mahendra mrngatakan, unjuk rasa yang digelar dengan tema 'Reformati' hari ini membawa sejumlah tuntutan.
"Pertama, RUU Penyiaran. Kedua, RUU TNI. Ketiga, RUU Polri," kata Fawwaz kepada wartawan di lokasi.
Fawwaz menyebutkan salah satu poin yang ditekankan yaitu soal RUU Polri dan RUU TNI. Ia menilai RUU akan berdampak buruk pada demokrasi Indonesia ke depan.
"Bahkan saya dengar bahwa RUU Polri ini akan segera disahkan dekat-dekat ini.
Ini kan menjadi masalah, kenapa? Semua orang tahu bahwa institusi Polri saat ini merupakan institusi yang paling represif terhadap masyarakatnya. Banyak sekali kasus-kasus seperti penembakan, salah tangkap," bebernya.
Kemudian Fawwaz dan teman-teman mahasiswa juga nenyoroti soal RUU TNI yang dinilai terdapat ambiguitas.
"Yang mana prajurit ini tidak hanya dapat menduduki jabatan sipil yang sudah ditentukan dalam undang-undang sebelumnya, tapi diperluas lagi. Bahkan menginginkan adanya penghapusan bahwa TNI itu boleh berbisnis," ungkapnya.
Lebih lanjut, Fawwaz menyebutkan aksi yang digelar hari ini merupakan aksi simbolis, menindaklanjuti aksi sebelumnya yang belum menemui titik terang.
Adapun aksi hari ini tidak hanya digelar di Jakarta, melainkan juga di beberapa daerah dengan tuntutan yang berbeda-beda.
"Kami sudah berkomunikasi melalui lembaga-lembaga sebenarnya secara kelembagaan, bukan perseorangan sebenarnya. Dan kami juga akan mengirimkan surat lebih lagi," ucapnya.
"Barangkali surat pertama, surat kedua untuk audiensi tidak digubris juga, maka kita akan menggunakan kekuatan massa. Itu sebenarnya," sambung Fawwaz.
Adapun aksi simbolis yang diikuti sedikitnya 90-100 mahasiwa itu sempat diwarnai ricuh. Mahasiswa sempat bentrok dengan kepolisian.
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI