Obrolan warteg: Cari Kesempatan Dalam Kesempitan

Sabtu 06 Jul 2024, 04:21 WIB
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

ADA kecenderungan sementara orang, kalau dikritik marah, sepertinya lupa kalau dirinya sering mengkritik orang. Ditegur juga marah, padahal dirinya sering menegur orang. Sepertinya dirinya yang paling benar, lainnya salah semua.

“Sama seperti teman kita ini,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Teman kita yang mana, nggak usah nyindir,” celetuk Yudi.

“Loh kok ngegas, berarti merasa tersindir dong. Itu tak ubahnya sebuah pengakuan. Padahal awalnya aku nggak bermaksud menyindir,” kata Heri.

“Maksudnya apa, kita mau ngobrolin soal kritikan atau keburukan teman?,” masih kata Yudi.

“Sudah mas-mas jangan berantem, mendingan abis maksi ngopi bareng, sambil ngobrolin yang ringan-ringan. Saya bikinin yah,” kata Ayu Bahari, pedagang warteg kepada pelanggan setianya.

“Setuju. Ngobrolin apa Yu,” tanya Heri.

“Ya mending ngobrolin diri kita sendiri, ketimbang memperbincangkan keburukan orang lain,” kata Ayu.

“Kalau ngobrolin diri kita, semuanya menyedihkan sesuai dengan kehidupan kita-kita ini, rakyat kecil yang selalu terpinggirkan,” kata Heri.

“Nggak usah pesimis gitu mas, Kita hidup memang tidak berlimpah harta, tetapi ingat, masih banyak orang yang hidupnya masih di bawah kita,” kata Ayu.

“Kalau itu saya setuju. Cuma kadang ikut prihatin dengan perilaku sementara pejabat kita yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Menyalahgunakan wewenang,” kata Yudi.

Berita Terkait

News Update