JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat masa kehamilan, menjaga kesehatan dan keselamatan bayi yang sedang berkembang menjadi prioritas utama. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah penggunaan produk perawatan kulit.
Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh, termasuk kulit. Seiring dengan perubahan ini, mungkin ada keinginan untuk tetap merawat kulit agar tetap sehat dan bercahaya.
Namun, tidak semua produk skincare aman digunakan selama kehamilan. Beberapa bahan aktif dalam produk tersebut dapat membahayakan janin atau mempengaruhi perkembangan bayi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang perlu dihindari oleh para ibu hamil dalam produk perawatan kulit selama masa kehamilan.
Dalam artikel ini, Poskota akan membahas delapan kandungan skincare yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Mengetahui dan menghindari kandungan skincare berikut ini dapat membantu melindungi kesehatan ibu dan bayi yang sedang berkembang.
Mari kita telusuri lebih lanjut mengenai bahan-bahan tersebut dan mengapa penting untuk menjauhinya selama masa kehamilan. Berikut adalah delapan kandungan skincare yang sebaiknya dihindari selama kehamilan:
1. Retinoid (Retinol dan Retinyl Palmitate)
Retinoid merupakan turunan vitamin A yang biasa ditemukan dalam produk anti-penuaan. Bahan ini dapat meningkatkan risiko cacat lahir dan masalah perkembangan pada janin. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari produk yang mengandung retinoid selama kehamilan.
2. Asam Salisilat (Salicylic Acid)
Asam salisilat sering digunakan dalam produk perawatan jerawat. Penggunaan dosis tinggi asam salisilat dapat berisiko selama kehamilan. Pilihlah produk dengan kandungan asam salisilat rendah atau carilah alternatif lain yang lebih aman.
3. Benzoyl Peroxide
Benzoyl peroxide juga digunakan dalam perawatan jerawat. Meskipun tidak ada bukti kuat bahwa bahan ini berbahaya selama kehamilan, ada baiknya untuk menghindarinya atau berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk yang mengandung bahan ini.
4. Hydroquinone
Hydroquinone digunakan untuk mencerahkan kulit dan mengurangi hiperpigmentasi. Namun, tingkat penyerapan hydroquinone oleh kulit cukup tinggi, sehingga lebih baik dihindari selama masa kehamilan untuk mengurangi potensi risiko.
5. Phthalates
Phthalates sering ditemukan dalam produk kosmetik dan skincare sebagai pengharum dan pelunak. Beberapa penelitian mengaitkan phthalates dengan gangguan hormonal dan masalah perkembangan pada janin. Oleh karena itu, periksa label produk dan hindari yang mengandung phthalates.
6. Formaldehida
Formaldehida dan turunannya, seperti formaldehyde-releasing agents (DMDM hydantoin, diazolidinyl urea), sering digunakan sebagai pengawet dalam produk kosmetik. Bahan ini diketahui bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan iritasi kulit, sehingga sebaiknya dihindari selama kehamilan.
7. Oxybenzone
Oxybenzone adalah bahan aktif yang biasa ditemukan dalam tabir surya. Beberapa studi menunjukkan bahwa oxybenzone dapat mengganggu hormon dan berpotensi membahayakan perkembangan janin. Pilihlah tabir surya dengan bahan aktif zinc oxide atau titanium dioxide yang lebih aman.
8. Essential Oils
Meskipun terdengar alami, beberapa minyak esensial, seperti rosemary dan tea tree oil, dapat berisiko selama kehamilan karena efeknya yang kuat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk yang mengandung minyak esensial.
Selama masa kehamilan, sangat penting bagi para ibu hamil untuk membaca label produk skincare dengan cermat dan menghindari bahan-bahan yang berpotensi berbahaya.
Jika ragu, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli dermatologi untuk memastikan produk yang digunakan aman bagi ibu dan janin. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan selama kehamilan adalah langkah terbaik untuk memastikan kesejahteraan ibu dan bayi yang akan lahir.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berita menarik lainnya seperti ekonomi, teknologi, otomotif, hingga gaya hidup, bergabunglah dengan channel resmi POSKOTA.CO.ID melalui tautan ini.