"Kalau kalau ditanya, pilih mana mana? Menjadi manusia yang berharga atau berguna?," tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
"Saya akan pilih dua-duanya. Berharga dan berguna," jawab Yudi.
"Pilih salah satu saja, berharga atau berguna," tanya Heri lagi.
"Saya pilih keduanya karena kedua-duanya sama-sama penting. Berharga itu penting, berguna juga penting," jawab Yudi.
"Okelah kalau itu pilihanmu. Kalau kamu gimana Bro, pilih yang berharga atau berguna. Pilih salah satu saja," kata Heri.
"Sepertinya saya pilih yang berguna, meski berharga juga penting, tetapi lebih penting yang berguna," jawab mas Bro.
"Alasannya apa?," tanya Yudi.
"Ya jelas dong. Ibarat kita membeli barang berharga, special edition lagi, tapi barang itu tak berguna lantas buat apa," jawab mas Bro.
"Saya setuju itu. Ada sementara kalangan yang hanya berburu barang berharga, special edition, kalangan terbatas karena hanya diproduksi dalam jumlah terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang mampu memiliki, tetapi soal kegunaan, nanti dulu," kata Heri.
"Membeli barang pasti karena berguna. Tas, sepatu, mobil dan lain-lain karena kegunaannya. Apa salah?," kata Yudi.
"Nggak ada yang salah sepanjang mampu membeli dan memiliki. Yang salah, jika membeli barang berharga hanya untuk pajangan, meski itu menjadi privacy seseorang," kata mas Bro.
"Iya juga sudah beli barang mahal-mahal, berburunya juga susah, begitu dimiliki hanya untuk pajangan. Boleh jadi digunakan setahun sekali, saat-saat tertentu. Sayang dong," kata Heri.
"Bagi kita bilang sayang karena tidak mampu memiliki, tetapi bagi mereka yang mampu membeli, mungkin saja hanya untuk pajangan. demi gengsi dan harga diri. Itulah gunanya barang itu dibeli," kata Yudi.
"Beda dengan kita, membeli sepatu misalnya karena fungsi sepatu untuk dipakai sebagai alas kaki, digunakan setiap hari. Kalau hanya untuk pajangan, berarti mengabaikan fungsi kegunaan sepatu itu sendiri," kata Heri.
"Itulah alasannya, saya lebih memilih yang berguna, ketimbang berharga, tetapi tidak berguna," kata mas Bro. (Joko Lestari)