ADVERTISEMENT

Kementan Galakkan Program Pompanisasi, Pengamat IPB: Harus Disertakakan Varietas Unggul

Kamis, 25 April 2024 09:13 WIB

Share
Aktivitas petani saat menanam padi di Kawasan Persawahan Jakarta Utara, Senin (25/3/2024). Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan anggaran belanja tambahan sebesar 5,8 triliun untuk meningkatkan produksi padi 2024 guna mendukung berbagai kegiatan dalam kebutuhan dan kualitas padi. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)
Aktivitas petani saat menanam padi di Kawasan Persawahan Jakarta Utara, Senin (25/3/2024). Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan anggaran belanja tambahan sebesar 5,8 triliun untuk meningkatkan produksi padi 2024 guna mendukung berbagai kegiatan dalam kebutuhan dan kualitas padi. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan. 

Saat ini giliran Jawa Tengah (Jateng) yang digelontorkan bantuan pompa air untuk 35 kabupaten/kota. Bantuan pompa air yang sedianya akan diberikan sebanyak 4.000 unit, ditambah menjadi 10.000 unit. 

Terkait itu, pengamat pertanian dari IPB, Prima Gandhi mengatakan, secara teori yang dilakukan Kementan sudah tepat. 

"Lahan sub optimal seperti sawah tadah hujan berpotensi dalam mendukung ketersediaan pangan nasional," kata Prima, saat dihubungi, Kamis, 25 April 2024.

Namun, lanjutnya, lahan sawah tadah hujan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim terutama bencana kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman. 

"Pemberian pompa air seharusnya diikuti dengan pengunaan benih varietas unggul oleran terhadap serangan hama dan penyakit tertentu, atau tahan kekeringan," tegasnya.

Tujuannya, beber Prima, apabila terjadi kekeringan ekstrem, pompa air tidak bisa digunakan karena tidak ada air dari sumber air (sungai, embung) dan lain lain.

"Ketika menggunakan varietas tahan kekeringan, dampak padi terkena puso akan terminimalisir," tutup Prima. (Rizal)

Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT