JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Lebaran Idul Fitri dirayakan secara berbeda pada setiap negara atau daerah dari masa ke masa.
Tradisi atau budaya lebaran Idul Fitri biasanya berlangsung turun-temurun dari kebiasan orang-orang setempat.
Seperti di Indonesia misalnya, mudik lebaran dan arak-arakan malam takbiran menjadi salah satu tradisi ketika momen Idul Fitri.
Namun, ada banyak lagi tradisi baik untuk merayakan lebaran seperti pada zaman Rasulallah.
Lalu, bagaimanakah dulu Rasulallah merayakan Idul Fitri? Berikut sejarahnya.
1. Mengumandangkan takbir
Diriwayatkan bahwa Rasulallah mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pada pagi hari 1 Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan Allah SWT dalam firmannya dalam alquran surat al-baqarah ayat 185:
"Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan nama Allah) atas petunjuk yang telah diberikan-nya kepadamu. Semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur,".
2. Menggunakan pakaian terbaik
Rasulullah mandi, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Kisah ini terekam dalam hadist yang diriwayatkan Al Hakim.
3. Makan sebelum salat Idul Fitri
Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang disunahkan berpuasa sebelum sholat ied, pada Hari Raya Idul Fitri justru diharamkan untuk berpuasa.
Dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada hari Idul Fitri, itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.
Sebelum sholat Idul Fitri, Rasulullah biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil 3, 5 atau 7 butir. Dalam sebuah hadist disebutkan pada waktu Idul Fitri Rasulullah tidak berangkat ke tempat sholat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.
4. Pilih rute jalan berbeda setelah sholat Idul Fitri
Rasulullah menunaikan sholat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki perempuan ataupun anak-anak.
Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat diberlangsungkannya salat Idul Fitri.
Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan sholat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar 2 meter. Hal ini dimaksudkan agar umat muslim memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.
5. Mendatangi tempat keramaian
Suatu ketika saat Hari Raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.
Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sempat menjengukan atau memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu di atas bahu Rasulullah dengan puas.
6. Mengunjungi rumah sahabat
Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.
Pada kesempatan ini Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini ketika datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan pada saat Idul Fitri.(*)