ADVERTISEMENT

Cerita Suryadi Hidupi 11 Anak dari Jualan Ketan Bintul, Panganan Kesukaan Sultan Banten

Senin, 25 Maret 2024 13:56 WIB

Share
Proses pembuatan ketan bintul di rumah Muhammad Suryadi di Kota Serang. (Poskota/Bilal)
Proses pembuatan ketan bintul di rumah Muhammad Suryadi di Kota Serang. (Poskota/Bilal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pagi-pagi buta dapur rumah Mamad Suryadi (74) di Lingkungan Baru, Kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang, Kota Serang sudah penuh dengan kepulan asap.

Sejumlah wajan berukuran besar berjejer bukan memasak untuk kebutuhan sahur, melainkan membuat makanan kesukaan Sultan Banten, Maulana Hasanuddin yakni ketan bintul.

Makanan legendaris ini dibuat masih dengan cara tradisional. Bahkan pembakarannya masih menggunakan kayu bakar, jauh dari alat-alat modern.

Keringat bercucuran dari wajah para pengolah ketan bintul akibat panas kobaran api, tak meniadakan niat mereka menjalankan ibadah puasa.

Suryadi menyebutkan, pembuatan ketan bintul dilakukan hanya selama Ramadhan dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

Ia mengaku sudah dari tahun 1980 atau 40 tahun berjualan ketan bintul di Kota Serang. Ilmunya dia dapatkan dari mertuanya. Dari ketan bintul, Suryadi bisa menghidupi 11 anaknya.

"Sudah lama puluhan tahun, dari tahun 1980 sudah jualan. Dari mertua belajar ketan bintul," katanya saat ditemui di rumahnya, Senin, 25 Maret 2024.

Ia menerangkan, proses pembuatan ketan bintul memerlukan waktu yang cukup lama. Sebab beras ketan yang dibeli di pasar, harus dicuci dan direndam semalaman.

Setelah benar-benar bersih, beras ketan dimasukkan ke dandang atau panci kukus. Setelah matang, beras ketan yang masak ditumbuk agar halus dan kenyal. Proses bagian akhir ditiriskan sebelum dijual.

Tidak berhenti di situ, Suryadi juga menyiapkan bahan tambahan untuk memperlezat ketan bintul, seperti serundeng dan empal.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Bilal Hardiansyah
Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT