Panduan Lengkap: Niat Puasa Ramadhan Sehari dan Sebulan Penuh (Ilustasi Al Quran: Pixabay)

LIFESTYLE

Panduan Lengkap: Niat Puasa Ramadhan Sehari dan Sebulan Penuh

Rabu 13 Mar 2024, 21:00 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Umat Muslim telah memasuki awal bulan Ramadhan 2024 pada Selasa, 12 Maret 2024. Saat menjalankan ibadah puasa di bulan ini, penting untuk membaca niat sebelum memulainya.

Tradisi membaca niat puasa dapat berbeda-beda di antara umat Muslim. Beberapa orang membaca niat puasa setiap harinya, sementara yang lain membaca niat puasa Ramadhan untuk satu bulan penuh sekaligus di awal bulan Ramadhan.

Menurut NU Online, kedua pola niat puasa Ramadhan ini umum dilakukan di Indonesia dan berasal dari para ulama dari keempat mazhab. Mereka yang membaca niat puasa sekaligus untuk sebulan penuh mengikuti pendapat ulama mazhab Malikiyyah, sementara tiga mazhab lainnya memandang pentingnya membaca niat setiap harinya.

Bagaimana bacaan niat puasa Ramadhan untuk setiap harinya dan untuk sebulan penuh? Berikut penjelasannya secara rinci.

Niat puasa Ramadhan setiap hari

Berikut ini adalah bacaan niat puasa yang harus dibaca setiap malam hari selama bulan Ramadhan, sebagaimana disarankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI):

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala"

Bacaan niat untuk menjalankan puasa sepanjang bulan Ramadhan secara penuh

Bacaan niat yang bisa diucapkan untuk menjalankan puasa sepanjang bulan Ramadhan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala."

Menurut kesepakatan para ulama dari empat mazhab, termasuk yang diambil dari sumber yang sama, disetujui bahwa niat puasa adalah suatu kewajiban. Meskipun demikian, ada perbedaan pendapat di antara mereka mengenai detail teknis dalam melaksanakannya.

Di Indonesia yang mayoritas bermahzab Syafi'i, diwajibkan untuk membaca dan mengulang niat puasa setiap harinya. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna' menjelaskan,

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

"Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits." (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna', juz 2)

Namun, menurut pandangan ulama dari mazhab Maliki, membaca niat puasa hanya sekali di awal bulan Ramadhan sudah cukup untuk menyatakan niat berpuasa sepanjang bulan tersebut, dan tidak perlu mengulang niat setiap hari. Mereka berpendapat bahwa ibadah puasa Ramadhan adalah satu kesatuan ibadah yang utuh.

Manakah yang lebih baik, membaca niat puasa Ramadhan setiap hari atau sekali untuk sebulan penuh?

Pertanyaan muncul, apakah lebih baik membaca niat setiap hari atau mengakui puasa sebulan penuh sekaligus?

Menjawab pertanyaan ini, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH A Idris Marzuqi dalam tulisannya Sabil al-Huda menyarankan umat Islam untuk melakukan keduanya.

Menurut KH Idris, membaca niat puasa sebulan penuh tidak berarti pengabaian niat harian. Niat sebulan dimaksudkan sebagai langkah jaga-jaga jika ada hari yang terlewat, sehingga puasa tetap sah meskipun niat harian terlupa.

"Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa," ucap KH Idris dalam kitab Sabil al-Huda dikutip dari laman NU Online Rabu (13/3/2024).

Tags:
niat puasa ramadhan

Insan Sujadi

Reporter

Insan Sujadi

Editor