Tak Dioper ke Kamar Inap Setelah 12 Jam di IGD, Nyawa Seorang Ibu Tak Tertolong, Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Koja Jakut

Jumat 23 Feb 2024, 18:24 WIB
Ilustrasi pasien meninggal di rumah sakit.(Istimewa)

Ilustrasi pasien meninggal di rumah sakit.(Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rumah Sakit Umum Darah (RSUD) Koja, Jakarta Utara (Jakut), diduga lamban menangani pasien bernama  Surmawati (67) yang akhirnya meninggal dunia.

Almarhum Surmawati menghembuskan nafas terakhir di RSU Koja pada Kamis (22/2/2024). Tangis keluarga pecah ketika mengetahui almarhum tidak bisa diselamatkan.

Anak almarhum, Mahardhikka mengatakan awalnya sang ibu terjatuh di rumah pada Rabu (22/2/2024). Kemudian keluarga langsung membawanya ke puskesmas terdekat.

Setelah dicek oleh pihak puskesmas, ternyata tensi gula Surmawati cukup tinggi, yakni di angka 500 lebih. Kemudian, pasien pun dirujuk ke RSID Koja.

"Akhirnya dirujuk ke rumah sakit, karena panik kita enggak tau di rujukan ke mana, enggak taunya ke RS Koja. Singkat cerita dibawalah ibu ke RS Koja jam 9 pagi," katanya kepada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Dalam kondisi yang memprihatinkan, Surmawati harus menunggu cukup lama di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Mahardhikka menilai, harusnya sang ibu bisa langsung mendapat kamar inap.

Namun hingga 12 jam lamanya, Sumarwati masih tetap berada di IGD bersama pasien lain dengan peralatan seadanya. Hal itu membuat pria yang akrab disapa Hardika semakin cemas.

Lantas Hardika berinisiatif menghubungi pihak RSUD Koja perihal nasib sang ibu.

"Jawabannya dari Humas RS Koja pasien atas nama Haji Sumarwati (ibu saya) katanya sudah dapat kamar jam 14.00," ungkapnya.

Pernyataan pihak RSUD Koja berbanding dengan pernyataan tim dokter di ruang IG RSUD Koja.

"Kata tim di IGD belum ada kamar (inap). Penuh katanya," tutur Hardika.

Lantas, karena cemas dengan kondisi sang ibu, Hardika meminta agar dirujuk ke RS lain. Namun permintaan rujukan tidak diterima.

"Katanya gak bisa. Terus akhirnya saya minta masukin ibu saya ke kamar (inap). Akhirnya dimasukin," ucapnya.

Namun kamar inap yang diberikan, kata Hardika, sangat tidak layak untuk pasien. Apalagi ibunya saat itu dalam keadaan butuh penanganan khusus.

"Kamarnya gak manusiawi banget. Orang sehat masuk situ bisa sakit, apa lagi orang sakit ditaro disitu bisa lewat (meninggal)," tukasnya.

Alhasil sang ibu menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (23/2/2024) sekitar pukul 09.44 WIB.

Isak tangis keluarga pecah. Di sisi lain, Hardika merasa kecewa dengan pelayanan di RSUD Koja yang dinilai lamban.

"Seharusnya pihak RS bisa melakukan penanganan cepat, mengingat kondisi ibu saya yang perlu penanganan cepat," ungkapnya.(Pandi Ramedhan)

Berita Terkait
News Update