ADVERTISEMENT

Faizal Assegaf Soal Kecurangan Pemilu: Melahirkan Pemimpin Bermental Maling

Selasa, 20 Februari 2024 18:50 WIB

Share
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan didampingi Cawapres Muhaimin Iskandar dengan Ketua THN AMIN akan melaporkan kecurangan dalam Pemilu 2024. (foto: Angga)
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan didampingi Cawapres Muhaimin Iskandar dengan Ketua THN AMIN akan melaporkan kecurangan dalam Pemilu 2024. (foto: Angga)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka telah mengumumkan kemenangan versi quick count di Istora Senayan, Jakarta. Namun deklarasi itu menuai kritik dari sejumlah kalangan.

Salah satunya kritikus politik, Faizal Assegaf dalam video rekaman yang beredar di media sosial. Ia mencetuskan jika kecurangan pada Pemilu 2024 ini dibiarkan akan menghasilkan pemimpin yang bermental pencuri.

"Pemimpin bermental maling karena dia lahir dari lembaga-lembaga survei yang dipandu dengan aneka opini  kebohongan tidak boleh membiarkan prosesi itu terjadi," ujar Faizal dikutip dari rekaman video viral di media sosial, Selasa (20/2/2024).

Selain itu, Faizal juga menyayangkan hanya beberapa jam setelah quick count diumumkan, Capres nomor 02 Prabowo bersama Cawapres Gibran Rakabuming Raka langsung mengumumkan kemenangan.

"Ini suatu penipuan, suatu dusta seorang mantan jenderal, purnawirawan sudah ngawur seperti ini sudah runtuh itu semua harga dirinya," tambahnya.

Faizal menilai bila kecurangan ini dibiarkan berarti akan menghasilkan pemimpin yang bermental pencuri.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan salah satu tahapan hitung suara. Dengan esensi Pemilu yang dihimpun suara rakyat dalam eksekutif dan legislatif.

"Dalam pengumuman perolehan suara resmi ada KPU. Jadi idealnya tidak usah keburu melakukan selebrasi kemenangan karena quick count hanya sebagai pembanding KPU saja bukan data resmi. Jadi semestinya yang jadi acuan adalah real count KPU," ungkap Cecep kepada Poskota usai dikonfirmasi.

Selain itu Cecep menuturkan selama proses masih berjalan harus dihargai. Jika menang melakukan selebrasi proses penghitungan suara rakyat.

"Tetap harus mengacu pada real counrt KPU sebagai tolak ukur. Jadi jangan keburu melakukan selebrasi jika menggunakan proses penghitungan suara rakyat dari quick count," tutupnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Angga Pahlevi
Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT