ADVERTISEMENT

Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu Tempe Menjerit

Kamis, 28 Desember 2023 12:01 WIB

Share
Pengrajin Tempe. (ist)
Pengrajin Tempe. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Ketua Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Jakarta Timur Suyanto mengatakan,  bahwa fenomena kelangkaan kedelai dalam dua minggu terakhir yang ditemani dengan kenaikan harga tidak pertama kali dialami oleh pengrajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia.

"Saat ini, harga kedelai tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat hingga batas harga yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah masalah yang membuat pengrajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia panik," kata Suyanto, Kamis (28/12/2023)

Dia juga menyatakan bahwa penyebab kelangkaan kedelai belum diketahui pasti.

"Hanya ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kelangkaan kedelai ini disebabkan oleh siklus impor dan pengurangan lahan pertanian di sumbernya. Akibatnya, persediaan kedelai menjadi semakin terbatas dan menyebabkan kenaikan harga di pasaran," tambahnya.

Oleh karena itu, kita perlu menyajikan solusi komprehensif yang berfokus pada stabilisasi stok dan harga, memperbaiki tata kelola kedelai, dan memenuhi standar harga yang diharapkan oleh pengrajin tahu dan tempe.

"Dalam membangun sistem tata kelola kedelai, penanganan pemerintah, dalam hal ini Bulog atau lembaga yang ditunjuk, diperlukan. Jika tata kelola kedelai tetap berada di tangan sektor swasta, maka masalah kelangkaan kedelai dan kenaikan harga pasti akan terulang terus-menerus," ujarnya.

Meskipun begitu, dia mengakui bahwa kelangkaan kedelai dan kenaikan harga yang tidak terkendali diakibatkan oleh banyak faktor.

"Masalah ini akan selalu ada, oleh karena itu diperlukan kebijakan dari pemerintah yang konkrit dan tegas serta menerapkan aturan main yang ketat dan sanksi yang berat agar ada efek jera bagi siapa saja yang memainkan stok dan harga kedelai dengan bebas," tegasnya.

Saat membicarakan kelangkaan kedelai dan kenaikan harga, seringkali hanya menjadi isu menarik yang dibahas namun luput dari tindakan.  Alasannya adalah, isu ini baru pantas untuk ditangani setelah adanya demonstrasi dan akhirnya menyebar melalui media massa.

"Pada dasarnya, pengrajin tahu dan tempe yang paling terdampak dari kelangkaan kedelai dan kenaikan harga. Meskipun bagi masyarakat umum yang mengkonsumsi tahu dan tempe juga merasakan dampaknya, karena mereka harus membeli tahu dan tempe dengan harga lebih mahal dan ukurannya lebih kecil," jelas Suyanto.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT