ADVERTISEMENT

Pemenuhan Kedelai 90 Persen Impor, Akibat Mayoritas Petani Lokal Meninggalkan Kedelai dan Lebih Memilih Tanam Jagung

Selasa, 20 September 2022 07:56 WIB

Share
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat memberikan keterangan soal stabilitas harga pangan. (foto: ist)
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat memberikan keterangan soal stabilitas harga pangan. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah mematangkan dua strategi untuk menggencarkan petani lokal kembali menanam kedelai, yakni lewat pencarian bibit varietas yang lebih unggul serta penetapan harga beli.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dua strategi tersebut menjadi salah satu pokok bahasan dalam rapat internal terbatas terkait kedelai yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 19 September.

Mentan menjelaskan bahwa pemerintah akan memperbaiki varietas kedelai yang lebih baik, apabila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik (Genetically Modified Organism/GMO) ataupun bibit impor guna meningkatkan volume produksi kedelai.

"Artinya selama ini kedelai misalnya hanya (menghasilkan) 1,5 sampai dua ton per hektare, diharapkan kita mendapat varietas yang mampu (memproduksi) di atas tiga sampai empat ton per hektare," kata Mentan dalam keterngannya di Jakarta, Senin, (19/9/2022).

Rendahnya volume produksi per hektare tersebut, ditengarai menjadi salah satu alasan mengapa mayoritas petani lokal meninggalkan kedelai dan lebih memilih menanam jagung. Akibatnya, saat ini secara nasional pemenuhan kedelai 90 persen impor.

"Kenapa kedelai selama ini kita tinggalkan dan melakukan importasi yang sangat besar sekitar di atas 90 persen padahal kita makan tempe dan tahu, karena selama ini petani lebih tertarik menanam jagung," kata Syahrul.

"Harganya sama kurang lebih Rp5.000 sedangkan per hektare jagung bisa (memproduksi) 6-7 ton sementara kedelai hanya 1,5 ton," ujarnya menambahkan.

Bersamaan dengan upaya menemukan varietas yang bisa menghasilkan volume produksi lebih besar, pemerintah tetap berusaha menjaga minat petani untuk menanam kedelai lewat pengendalian harga beli.

"Bapak Presiden mengatakan impor memang harus dilakukan, tetapi sepanjang bisa ditanam maksimal maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa tertarik menanam kedelai," ujar Syahrul.

Mentan menyatakan bahwa dalam rapat internal terbatas sudah disebutkan kisaran harga yang mungkin ditetapkan oleh pemerintah terkait harga beli kedelai dari petani. (Wanto)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT